Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asuransi Perjalanan Tertekan, Proteksi Pengiriman jadi Alternatif

Presiden Direktur Simas Insurtech Teguh Aria Djana menjelaskan bahwa pihaknya melakukan revisi target perolehan premi pada tahun ini, seiring terganggunya kondisi perekonomian.
Karyawan melintasi logo-logo perusahaan asuransi di Kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Jakarta, Selasa (11/02/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melintasi logo-logo perusahaan asuransi di Kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Jakarta, Selasa (11/02/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Simas Insurtech menyatakan bahwa turunnya frekuensi penerbangan sangat menekan kinerja asuransi perjalanan. Lini bisnis asuransi pengiriman pun dinilai menjadi penyeimbang untuk menjaga kinerja perseroan.

Presiden Direktur Simas Insurtech Teguh Aria Djana menjelaskan bahwa pihaknya melakukan revisi target perolehan premi pada tahun ini, seiring terganggunya kondisi perekonomian yang turut memengaruhi kinerja perseroan. Dari sejumlah faktor, penurunan kinerja asuransi perjalanan menjadi salah satu yang menjadi perhatian.

Teguh menjelaskan bahwa asuransi perjalanan mencakup sekitar 30 persen dari total portofolio Simas Insurtech. Saat pandemi Covid-19 mulai merebak di Indonesia, kinerja lini bisnis tersebut langsung merosot dan dampaknya diperkirakan masih terjadi hingga akhir 2020.

"Frekuensi perjalanan, terutama penerbangan drop. Premi [asuransi perjalanan] pada kuartal II/2020 turun jauh lebih dari 50%, diharapkan bisa recovery pada kuartal IV/2020," ujar Teguh kepada Bisnis, Senin (15/6/2020).

Simas Insurtech mencatatkan premi Rp79,16 miliar pada kuartal I/2020 atau melonjak 245,12 persen (year-on-year/yoy) dari Rp22,93 miliar pada kuartal I/2019. Meskipun terjadi pertumbuhan signifikan pada kuartal pertama, Teguh menilai akan terdapat sejumlah kendala pada bisnis di sisa tahun ini.

Untuk mengatasi potensi penurunan kinerja, menurutnya, perseroan akan menggenjot lini bisnis asuransi pengiriman atau jaminan pembelian. Meningkatnya tren belanja melalui e-commerce selama pandemi dinilai sebagai peluang yang dapat dioptimalkan, salah satunya untuk menyeimbangi penurunan pendapatan asuransi perjalanan.

"Kami akan fokus ke partner baru di sektor marketplace untuk menambah produk-produk terkait asuransi pengiriman atau asuransi jaminan pembelian," ujarnya.

Pengembangan bisnis tersebut menurutnya menuntut perusahaan asuransi untuk selalu inovatif. Teguh menilai bahwa kebutuhan asuransi pengiriman bukan sekadar memberikan perlindungan jika barang hilang atau rusak, melainkan bagaimana perusahaan memberikan value kepada pembeli, penjual, dan marketplace.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper