Bisnis.com, JAKARTA - Dua perusahaan financial technology (fintech) bidang pembayaran OVO dan DANA dikabarkan sepakat untuk melakukan penggabungan usaha agar menjadi entitas usaha yang lebih besar.
Ketika dikonfirmasi, CEO DANA Vincent Iswara tidak banyak berkomentar mengenai kabar tersebut. Dia mengaku saat ini pihaknya lebih fokus dengan komitmen untuk mendorong pengembangan usaha kecil menengah (UKM) di Indonesia.
"Saat ini kami berkomitmen untuk mengembangkan UKM Indonesia serta Dana kedepannya. Soal merger [dengan OVO] kami no comment," ujarnya dalam konferensi pers daring, Jumat (19/6/2020).
Menurutnya selama masa pandemi Covid-19 ini, DANA sedang fokus mengembangkan bisnis dengan menambah 20 fitur baru di aplikasi pembayaran digital tersebut. Hasilnya selama periode Januari-Mei 2020 lalu, transaksi DANA mengalami pertumbuhan sebesar 50 persen dibandingkan sebelumnya.
Saat ini DANA juga bekerja sama dengan pemerintah seperti Kementerian Koperasi dan UKM serta kementerian terkait lainnya, untuk mengembangkan bisnis usaha kecil menengah di Indonesia.
Adapun, bentuk dukungan yang diberikan yakni melalui fitur yang ada di platform DANA misalnya dengan pembuatan akun bisnis yang gratis untuk UKM. Di akun bisnis tersebut, pedagang bisa menggunakan setiap saldo yang masuk secara langsung, tanpa harus menunggu beberapa waktu atau beberapa hari kemudian. Lalu bisa menelusuri transaksi yang sudah dilakukan ke mana saja.
Baca Juga
Khusus untuk transfer dana, pedagang tidak perlu memiliki banyak rekening karena saldo dana bisa dikirim ke rekening bank atau sesama akun dana, tanpa dikenakan biaya alias gratis.
Sebelumnya seperti dimuat Bisnis.com pada Sabtu (13/6/2020) lalu, dua dari startup fintech teratas di Indonesia, OVO dan DANA dikabarkan telah sepakat untuk melakukan merger dalam rangka menantang pesaing kuat mereka, GoPay. Informasi ini dilansir Bloomberg dari sumber-sumber terdekat yag mengetahui kesepakatan ini.
Perusahaan pembayaran digital OVO dan penyedia dompet digital DANA mengesampingkan perbedaan pandangan dan struktur karena keduanya bertujuan untuk mengurangi 'bakar uang' atau melakukan efisiensi.
Sumber Bloomberg yang meminta untuk tidak disebutkan namanya menuturkan penandatanganan perjanjian ditunda karena wabah virus Corona dan segera diresmikan setelah penyelesaian detail perjanjian.
"Syarat dan waktunya bisa berubah atau kesepakatan masih berantakan," kata sumber tersebut.
Kesepakatan ini menjadi pertempuran proksi antara beberapa kekuatan perusahaan global. OVO adalah bagian dari kerajaan SoftBank Group Corp. dan DANAA didukung oleh afiliasi dari Alibaba Group Holding Ltd., sementara investor Gojek meliputi Facebook Inc. dan PayPal Holdings Inc.
Penggabungan antara OVO dan DANA akan mempererat aliansi antara SoftBank dan Alibaba , dan mengkonsolidasikan pasar pembayaran digital Indonesia dengan lebih sedikit pemain utama. Jika selesai, kesepakatan itu akan membantu Grab bersaing dengan Gojek di Indonesia dalam layanan pembayaran digital.
Seperti diketahui, OVO dibekingi oleh Grab Holdings Inc. yang didanai oleh SoftBank. Menurut sumber Bloomberg, kesepakatan keduanya akan mengakhiri negosiasi berbulan-bulan.
Ant Financial, afiliasi jasa keuangan Alibaba yang mensponsori DANA, enggan menyerahkan kendali bisnis. Hal itu diungkapkan oleh sumber tersebut. Ant berambisi untuk memperluas bisnisnya di seluruh Asia Tenggara - Filipina, Indonesia, Malaysia dan Thailand - dengan menggaet partner lokal.