Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Harda Internasional Tbk. membukukan laba bersih tahun berjalan senilai Rp32,86 miliar selama semester I/2020.
Jika dibandingkan dengan laba periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp9,27 miliar, maka perolehan laba pada paruh pertama tahun ini naik signifikan.
Berdasarkan bukti iklan informasi laporan keuangan interim di keterbukaan informasi BEI dikutip Selasa (21/7/2020), pendapatan bunga bersih justru turun dari Rp51,03 miliar pada semester I/2019 menjadi Rp29,58 miliar pada semester I/2020.
Sementara dari sisi komponen pendapatan operasional selain bunga, mayoritas mencatat penurunan.
Namun, ada pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp50,92 miliar pada semester I/2020, dari sebelumnya tidak ada di semester I/2019.Dari situ, laba operasional melonjak dari Rp9,07 miliar per 30 Juni 2019 menjadi Rp33,57 miliar per 30 Juni 2020.
Adapun, penyaluran kredit perseroan tercatat Rp1,49 triliun, turun dari posisi akhir 2019 senilai Rp1,66 triliun. Begitu pula penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dalam bentuk giro, tabungan, dan simpanan berjangka turun dari posisi akhir 2019.
DPK dalam bentuk giro tercatat Rp187,51 miliar, tabungan Rp108,47 miliar, dan simpanan berjangka Rp1,42 triliun.
Dalam laporan rasio keuangan, Bank Harda Internasional tercatat meningkatkan porsi cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) aset keuangan terhadap aset produktif dari semula 1,49 persen pada semester I/2019 menjadi 3,98 persen pada semester I/2020.
Adapun, rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross tercatat naik dari 3,20 persen menjadi 6,90 persen. Begitu pula rasio NPL nett tercatat naik dari 1,82 persen menjadi 3,50 persen.
Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) turun dari 93,05 persen menjadi 76,52 persen. Loan to deposit rasio (LDR) tercatat 86,76 persen pada semester I/2020, lebih rendah dari semester I/2019 sebesar 94,29 persen.