Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan menyebutkan kinerja kredit perbankan yang mulai membaik pada Juli 2020, dengan pertumbuhan 1,53% year on year (yoy), masih ditopang oleh bank milik pemerintah. Sementara itu, kelompok bank swasta dan asing masih ragu dalam menyalurkan kredit di tengah pandemi Covid-19.
Adapun, pertumbuhan kredit perbankan pada Juni 2020 mencapai 1,49% yang dinilai menjadi yang terendah sejak 1998. Padahal, pada Mei 2020, pertumbuhan kredit masih berada pada angka 3,04% (yoy).
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan pertumbuhan kredit pada Juli 2020 yang mulai membaik memang ditopang oleh bank milik pemerintah dan bank pembangunan daerah. Per Juli 2020, pertumbuhan kredit himpunan bank milik negara (Himbara) adalah sebesar 3,36% (yoy), bank pembangunan daerah 8,23% (yoy), bank umum swasta 0,91% (yoy).
Bank Himbara mendapatkan penempatan dana dari pemerintah senilai Rp30 triliun dengan realisasi 365% atau tersalurkan mencapai Rp79,7 triliun kepada 950.100 debitur. Penempatan dana ini dinilai memberikan kepercayaan diri pada pelaku industri keuangan dan masyarakat bahwa perbankan memiliki likuiditas yang kuat.
"Ini mengindikasikan bank swasta belum confidence pada perekonomian kita," katanya dalam paparan perkembangan kinerja industri jasa keuangan secara virtual, Kamis (27/8/2020).
Sementara itu, apabila dilihat berdasarkan katagori bank umum kegiatan usaha (BUKU), pertumbuhan kredit di BUKU IV pada Juli 2020 sebesar 2,41% (yoy). Pada periode sama, pertumbuhan kredit BUKU II mencapai 4,48% (yoy), BUKU I sebesar 0,3% (yoy), dan BUKU III terkontraksi 1,13% (yoy).
Baca Juga
Menurutnya, perolehan pertumbuhan kredit tersebut berkaitan dengan adanya merger bank. Sebanyak empat bank pindah dari BUKU I ke BUKU II dan dua bank pindah dari BUKU III ke BUKU IV.
"Perlu dicermari beberapa bank mengalami merger sehingga terjadi perpindahan BUKU," katanya.
Dari sisi jenis kredit, pertumbuhan tetap terjadi pada kredit investasi sedangkan kredit modal kerja terkontaksi. Penurunan kredit modal kerja terjadi karena pelunasan kredit pada debitur besar.
Kredit perdagangan besar yang memiliki kontribusi besar terhadap pertumbuhan juga terpantau turun baik dari jenis untuk investasi maupun modal kerja.
"Penting bagi pemangku kepentingan dan OJK agar confidence masyrakat kembali normal sehingga jadi sumber pertumbuhan karena permintaan konsumsi domestik meningkat," sebutnya.