Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Multifinance Diversifikasi Pendanaan, Pilih Pinjam Bank atau Terbitkan Obligasi?

Di tengah kewajiban memberi keringanan kredit kepada para nasabahnya, multifinance itu sendiri juga butuh keringanan utang, terutama karena modal kerja masih didominasi pinjaman dari bank
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan atau multifinance menemui dilema dalam menjalankan bisnis di tengah era new normal. Di tengah kewajiban memberi keringanan kredit kepada para nasabahnya, multifinance itu sendiri juga butuh keringanan utang, terutama karena modal kerja masih didominasi pinjaman dari bank.

Oleh sebab itu, perusahaan multifinance perlu meracik strategi dalam menemukan keseimbangan, antara proyeksi penyaluran kredit baru ke depannya, dengan menentukan jenis pendanaan apa yang cocok diambil di tengah kondisi ketidakpastian ini.

Bagi PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM Finance), dukungan dari induk usaha, yakni Bank Maybank bisa dianggap keistimewaan tersendiri.

Direktur Keuangan WOM Finance Zacharia Susantadiredja mengungkap dukungan Maybank merupakan langkah mengantisipasi kenaikan permintaan pembiayaan WOM Finance di era new normal.

"Dukungannya dengan menyediakan fasilitas pembiayaan bersama. Ada juga dukungan dari Maybank Kim Eng securities sebagai salah satu penjamin emisi dalam penerbitan obligasi WOM, karena saat ini kami juga sedang dalam proses penerbitan obligasi berkelanjutan III tahap IV dengan target dana yang terkumpul Rp500 miliar," jelasnya kepada Bisnis, Jumat (28/8/2020).

Zacharia mengungkap bahwa WOM Finance masih mendapatkan kepercayaan dari bank-bank lain dengan fasilitas pinjaman yang sudah ada ataupun pemberian plafon pinjaman bank baru.

"Maka, untuk menjaga kepercayaan dari kreditur dan investor, WOM Finance selalu menjalankan manajemen resiko dengan prinsip kehati-hatian untuk mengelola portfolio yang sudah ada dan untuk proses inisiasi pembiayaan yang baru, terus menjalankan disiplin dalam mengelola seluruh pengeluaran biaya dan tetap selalu menjaga protokol kesehatan dalam seluruh kegiatan operasional perusahaan," tambahnya.

Sedikit berbeda, sebagai perusahaan yang tak terafiliasi dengan perbankan, PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) mengungkap bahwa mempertahankan kepercayaan investor menjadi kunci.

Finance Director BFI Finance Sudjono mengungkap inilah yang membuat BFI mampu menggandeng PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) dalam pendanaan bersama dalam penyaluran kredit kendaraan dengan limit fasilitas mencapai Rp1 triliun.

"Sebelumnya fasilitas perbankan ada beberapa perpanjangan fasilitas, tapi bukan fasilitas yang baru. Terbaru sebelum ini ada Bank Jago senilai Rp150 miliar, di awal Agustus," jelasnya kepada Bisnis.

Terkini, BFI Finance memperoleh dukungan fasilitas kredit dari perbankan dalam dan luar negeri, baik fasilitas bilateral maupun sindikasi, serta emisi Obligasi yang akan digunakan untuk mendukung kegiatan usaha pembiayaan pada kuartal empat tahun 2020 dan untuk tahun 2021.

Sementara itu, bagi Mandiri Tunas Finance, Direktur Sales dan Distribusi MTF Harjanto Tjitohardjojo menjelaskan bahwa kendati induk perusahaannya merupakan perbankan yang terbilang kuat, menjaga kepercayaan investor jelas merupakan prioritas.

Pasalnya, diversifikasi pendanaan juga merupakan kunci menghadapi tren pembiayaan multifinance yang diproyeksi meningkat secara bertahap, seiring pergerakan ekonomi selepas pandemi Covid-19 mereda.

"Bank Mandiri mendukung joint financing ke MTF sebesar 60% dari target pendanaan MTF tahun 2020 ini sekitar Rp17 triliun. Funding dari beberapa perbankan lainnya masih kita pertahankan dan berjalan baik," jelasnya.

Sementara itu, Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim menjelaskan merangkul diversifikasi pendanaan merupakan strategi masing-masing multifinance.

Roni mengungkap pihaknya masih nyaman untuk hanya mengandalkan pendanaan dari surat utang dan induk usaha.

"Kami belum ada pinjaman dari bank lain selain BCA, karena memang belum ada kebutuhan. Induk usaha memfasilitasi kami dengan skema joint financing, nilainya sekarang sekitar Rp35 miliar," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper