Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Adira Finance Klaim Penyaluran Pembiayaan Produktif Mulai Pulih

Menurut Adira Finance, perbaikan pembiayaan terjadi meskipun permintaan kredit masih lemah, baik dari sisi konsumen maupun bisnis.
Karyawan beraktivitas di kantor Adira Finance di Jakarta. Bisnis/Endang Muchtar
Karyawan beraktivitas di kantor Adira Finance di Jakarta. Bisnis/Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA — PT Adira Dinamika Multifinance Tbk. atau Adira Finance menilai bahwa penyaluran pembiayaan saat ini sudah relatif membaik dibandingkan saat pandemi virus Corona mulai menghantam Indonesia. Hal tersebut salah satunya terlihat dari pembiayaan barang produktif.

Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila menilai bahwa kinerja pembiayaan sangat terperosok pada penghujung Maret dan April 2020, saat penyebaran virus Corona mulai terjadi di Indonesia. Setelah itu, perekonomian pun mengalami perlambatan, termasuk industri pembiayaan.

Dia menilai bahwa saat ini terdapat perbaikan penyaluran pembiayaan dibandingkan masa-masa awal berlakunya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di berbagai wilayah, khususnya di ibukota. Namun, saat ini kinerja pembiayaan perseroan mulai pulih.

"Secara umum memang penjualan, seperti pembiayaan barang produktif mulai membaik jika dibandingkan dengan periode awal PSBB. Cuma, kalau dibandingkan dengan sebelum Covid-19 masih jauh di bawahnya," ujar Made kepada Bisnis, Minggu (27/9/2020).

Menurut Made, perbaikan pembiayaan terjadi meskipun permintaan kredit masih lemah, baik dari sisi konsumen maupun bisnis. Penyebaran virus corona yang belum terkendali membuat kinerja pembiayaan belum pulih dengan optimal.

Dalam kondisi tersebut, Adira Finance memilih strategi pembiayaan yang selektif pada sisa tahun berjalan. Adanya tekanan yang tinggi terhadap kualitas aset industri pembiayaan, ditambah ketidakpastian ekonomi, membuat strategi konservatif cenderung dipilih.

"Kami tetap menyalurkan pembiayaan baru, tapi dengan lebih hati-hati dan selektif mengingat risiko kredit yang tinggi akibat pelemahan kondisi ekonomi dan penerapan PSBB ini," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper