Bisnis.com, JAKARTA - PT Adira Dinamika Multifinance Tbk. (Adira Finance) menyatakan akan melakukan diversifikasi pendanaan yang dianggap merupakan kunci agar bisnis pembiayaan dapat tetap bertumbuh di tengah tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Untuk pendanaan dari surat utang, emiten berkode saham ADMF ini telah menerbitkan Obligasi PUB V dan Sukuk Mudharabah IV Tahun 2020 senilai Rp1,5 triliun pada Juli 2020.
Namun demikian, Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila menjelaskan bahwa di tengah pandemi Covid-19 ini, likuiditas ADMF masih akan ditopang oleh pembiayaan perbankan yakni, lewat induknya, Bank Danamon yang mewakili 44% piutang kelolaan.
Selain itu ADMF juga memiliki pinjaman eksternal terdiri atas fasilitas kredit dari perbankan baik dari onshore maupun offshore. ADMF juga memperoleh pinjaman sindikasi offshore sebesar US$300 juta dan menandatangani fasilitas stand by dari Bank MUFG sebesar US$280 juta.
"Artinya yang Adira lakukan dalam konteks pendanaan ada tiga layer. Sesuai kebutuhan kami sekitar Rp12 triliun yang kami butuhkan tahun ini, yang memang tercatat turun. Kami juga ada fasilitas dari beberapa bank sekitar Rp4 triliun, belum kami pakai. Di luar itu, sebagai langkah antisipasi lagi, ada stand by facility pinjaman lagi yang kami berharap tidak dipakai, sebesar US$280 juta itu," jelasnya.
Made berharap langkah ini mampu memperkuat posisi likuiditas Adira Finance dan mampu menjaga perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban kreditur yang jatuh tempo dalam waktu dekat.
Baca Juga
Sementara itu, sejumlah perusahaan pembiayaan atau multifinance lain juga mulai menambah likuiditasnya sebagai bekal untuk menghadapi permintaan pembiayaan yang mulai naik serta bekal untuk melunasi utang yang jatuh tempo pada tahun ini.
Selaain Adira Finance, beberapa multifinance besar baru lainnya juga mulai berani menerbitkan surat utang baru seperti PT Mandala Multifinance Tbk., PT BFI Finance Indonesia Tbk, dan PT Mandiri Tunas Finance (MTF). Selain itu ada juga perusahaan pembiayaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ikut menerbitkan surat utang baru, di antaranya PT Pegadaian (Persero), Lembaga Pembiayaan Expor Indonesia (LPEI), dan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero).