Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Meski Belum Pulih, Premi Industri Asuransi Jiwa Mulai Tumbuh Secara Kuartalan

Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) pada Januari–September 2020, industri asuransi jiwa mencatatkan pendapatan premi Rp133,99 triliun. Jumlah tersebut menurun 7,9% (year-on-year/yoy) dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp145,41 triliun.
Karyawan berkomunikasi didekat logo beberapa perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Jakarta, Selasa (15/1/2020). Bisnis/Nurul Hidayat
Karyawan berkomunikasi didekat logo beberapa perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Jakarta, Selasa (15/1/2020). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Industri asuransi jiwa mencatatkan pertumbuhan premi secara kuartalan pada kuartal III/2020, meskipun masih mengalami penurunan secara tahunan sebagai dampak pandemi virus corona.

Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) pada Januari–September 2020, industri asuransi jiwa mencatatkan pendapatan premi Rp133,99 triliun. Jumlah tersebut menurun 7,9% (year-on-year/yoy) dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp145,41 triliun.

Secara kuartalan, perolehan premi kuartal III/2020 tercatat senilai Rp45,29 triliun, naik 2,5% (quarter-to-quarter/qtq) dari kuartal II/2020. Capaian itu pun meningkat dibandingkan dengan kuartal I/2020 senilai Rp44,52 triliun, sehingga terdapat tren positif.

"Tentunya ini menjadi indikasi positif. Kami optimistis pertumbuhan ini akan semakin baik," ujar Ketua Bidang Marketing dan Komunikasi AAJI Albertus Wiroyo Karsono dalam konferensi pers Paparan Kinerja Kuartal III/2020, Jumat (27/11/2020).

Dari sisi pendapatan, pada periode Januari–September 2020 perolehan industri asuransi jiwa tercatat mencapai Rp123,56 triliun. Jumlah tersebut menurun 25,1% (yoy) dari pendapatan Januari–September 2019 senilai Rp165,08 triliun.

Secara kuartalan, pendapatan kuartal III/2020 senilai Rp50,94 triliun menurun 30,5% (qtq) dari kuartal II/2020 senilai Rp73,3 triliun. Namun, jumlah pendapatan itu masih lebih baik dibandingkan kuartal I/2020 dengan perolehan negatif Rp0,67 triliun.

"Melambatnya pendapatan ini karena dua hal, yakni dari sisi premi dan hasil investasi," ujar Wiroyo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper