Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Industri Tertekan Saat Pandemi, Kontribusi Asuransi Syariah Justru Tumbuh

AASI mencatat bahwa pada Desember 2020, nilai kontribusi industri asuransi syariah mencapai Rp17,3 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 3,8 persen (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan catatan Desember 2019 senilai Rp16,7 triliun.
Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia/AASI
Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia/AASI

Bisnis.com, JAKARTA — Industri asuransi syariah mencatatkan pertumbuhan kontribusi sepanjang 2020, di tengah tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Indikator kinerja lainnya mengalami sedikit koreksi.

Wakil Ketua Bidang Pengembangan Industri Asuransi Jiwa Syariah Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) Haryo Pamungkas menjabarkan bahwa kontribusi menjadi indikator bisnis yang mengalami pertumbuhan di tengah pandemi. Indikator lainnya seperti aset dan investasi mengalami perlambatan.

AASI mencatat bahwa pada Desember 2020, nilai kontribusi industri asuransi syariah mencapai Rp17,3 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 3,8 persen (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan catatan Desember 2019 senilai Rp16,7 triliun.

Meskipun begitu, pada Desember 2020 nilai aset industri tercatat sebesar Rp44,4 triliun, turun 2,2 persen (yoy) dibandingkan dengan 2019 senilai Rp45,5 triliun. Menurutnya, kinerja itu masih berada dalam kondisi yang wajar, mengingat besarnya dampak pandemi Covid-19 bagi perekonomian.

Industri asuransi syariah menutup 2020 dengan perolehan laba Rp792 miliar, menurun hingga 80,5 persen (yoy) dibandingkan dengan 2019 senilai Rp4,07 triliun. Namun, Haryo menilai kondisi profit tetap menjadi kabar baik bagi industri di tengah pandemi.

"Aset sendiri sepanjang 2020 masih relatif berada di angka yang stabil, sementara kontribusi bruto meningkat dibandingkan dengan 2019 lalu. Laba industri juga masih menunjukkan kinerja yang positif pada 2020," ujar Haryo dalam konferensi pers AASI, Senin (15/2/2021).

Sejalan dengan pergerakan aset, nilai investasi industri asuransi syariah pun mengalami perlambatan. Pada Desember 2020, nilainya tercatat sebesar Rp37,3 triliun atau turun 6,29 persen (yoy) dari posisi Desember 2019 senilai Rp39,8 triliun.

Kinerja investasi industri mengalami penurunan seiring anjloknya kinerja pasar modal. Tahun lalu industri asuransi syariah membukukan hasil investasi Rp656 miliar, turun hingga 70,09 persen (yoy) dibandingkan dengan 2019 senilai Rp2,19 triliun.

"Hasil investasi masih menunjukkan kinerja yang positif walaupun sepanajang 2020, pada Maret sampai September itu ada penurunan sedikit," ujar Haryo.

Sementara itu, kenaikan klaim mencapai double digit pada tahun lalu. Pada Desember 2020, pembayaran klaim tercatat senilai Rp12,9 triliun atau naik 21,8 persen (yoy) dari posisi 2019 senilai Rp10,6 triliun.

Direktur Eksekutif AASI Erwin Noekman menilai terdapat kondisi anomali di industri asuransi syariah sepanjang 2020, yakni keterkaitan antara kontribusi dengan aset. Fenomena itu menurutnya menarik untuk dicermati.

"Di industri asuransi jiwa syariah kontribusinya tumbuh tapi asetnya turun, sementara itu di industri asuransi umum syariah kontribusinya turun tapi asetnya tumbuh," ujar Erwin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper