Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Citi Bakal Tutup Bisnis Ritel di RI, Bagaimana Nasib Nasabah dan Karyawan Citi Indonesia?

Citigroup telah berada di Indonesia sejak 1968 dengan tim yang penuh dedikasi dan basis klien yang kuat yang telah berkontribusi pada kesuksesan perseroan.
CEO Citibank Indonesia Batara Sianturi/Dokumen Citibank Indonesia
CEO Citibank Indonesia Batara Sianturi/Dokumen Citibank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - CEO Citi Indonesia Batara Sianturi menegaskan klien dan karyawan Citi Indonesia tidak akan perubahan langsung kendati jasa keuangan global asal Amerika Serikat Citigroup Inc. menyatakan akan keluar dari bisnis consumer banking di 13 negara, termasuk Indonesia.

"Tidak akan ada perubahan langsung pada operasi kami di Indonesia, dan tidak ada dampak langsung terhadap para karyawan kami setelah pengumuman ini," kata Batara melalui keterangan di Jakarta, Kamis (15/4/2021).

Lebih lanjut, dia menjelaskan Citigroup telah berada di Indonesia sejak 1968 dengan tim yang penuh dedikasi dan basis klien yang kuat yang telah berkontribusi pada kesuksesan perseroan.

"Saat ini kami melayani 90 persen dari 20 perusahaan terbesar di Indonesia dan pada tahun lalu kami mengumpulkan dana lebih dari US$ 10 miliar untuk para klien kami di Indonesia," katanya.

Batara menuturkan penyegaran strategi oleh Citi ini akan menciptakan peluang besar bagi kami untuk menawarkan nilai proposisi yang berbeda dan unik kepada para klien. "Saat kami memasuki fase baru pertumbuhan dan transformasi yang berfokus pada bisnis perbankan institusional kami," ujar Batara. 

Sebelumnya, Citigroup baru saja mengumumkan hasil kinerja keuangannya pada kuartal pertama 2021. Dalam siaran persnya, Citi CEO Jane Fraser turut mengumumkan Citi akan memfokuskan kehadiran bisnis global consumer bank di Asia dan Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (EMEA) pada empat global wealth center dan keluar dari bisnis consumer banking di 13 negara, termasuk Indonesia.

"Kami akan mengoperasikan waralaba perbankan konsumen kami di Asia dan EMEA hanya dari empat pusat kekayaan yaitu Singapura, Hong Kong, UEA, dan London. Ini memposisikan kami untuk menangkap pertumbuhan yang kuat dan pengembalian menarik yang ditawarkan bisnis manajemen kekayaan melalui pusat-pusat penting ini," ujar Fraser.

Meskipun 13 pasar lainnya memiliki bisnis yang sangat baik, lanjut Fraser, pihaknya tidak memiliki skala yang dibutuhkan untuk bersaing.

"Kami yakin modal, investasi dolar, dan sumber daya lainnya digunakan dengan lebih baik untuk menghadapi peluang pengembalian yang lebih tinggi dalam pengelolaan kekayaan dan bisnis kelembagaan kami di Asia," kata Fraser.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ropesta Sitorus
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper