Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menakar Metode Baru Perhitungan Dana Pihak Ketiga Perbankan Lewat Aplikasi Digital

Sekilas aplikasi ini lebih tampak seperti aplikasi mobile banking bank umum lainnya. Namun, fitur yang ditawarkan memberi sebuah pilihan baru yang sederhana dalam menjawab semua kebutuhan transaksi dan tabungannya, salah satunya fitur pocket atau saku dalam tabungan nasabah.
Karyawan beraktivitas di kantor cabang Bank Jago di Jakarta, Senin (29/3/2021). Bisnis/Abdurachman
Karyawan beraktivitas di kantor cabang Bank Jago di Jakarta, Senin (29/3/2021). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Akhir-akhir ini inovasi terhadap produk tabungan industri perbankan semakin gencar. Bahkan inovasi ini justru tak hanya memberi kemudahan pada nasabah, tetapi juga metode perhitungan risiko baru yang lebih presisi.

Dalam Media Briefing PT Bank Jago Tbk. (12/4/2021), perseroan memperkenalkan aplikasi mobile banking Jago. Sekilas aplikasi ini lebih tampak seperti aplikasi mobile banking bank umum lainnya. Namun, fitur yang ditawarkan memberi sebuah pilihan baru yang sederhana dalam menjawab semua kebutuhan transaksi dan tabungannya, salah satunya fitur pocket atau saku dalam tabungan nasabah.

Fitur dalam aplikasi Jago ini memberikan kesempatan nasabah untuk langsung dapat mengalokasikan semua pengeluaran dan tabungannya tepat saat uang bulanan atau gajinya masuk. Dengan fitur tersebut, nasabah pun didorong untuk lebih teliti dalam mengelola keuangan, tak lagi sekadar uang bulanan atau deposito.

Baca Juga : Tahapan dan Cara Registrasi Akun Bank Jago Lewat Handphone

Fitur ini memberikan kesempatan nasabah untuk memberi label sesuai dengan kebutuhan pada saku virtualnya. Tak hanya itu, saku tersebut memiliki kemampuan untuk mengisi secara otomatis. Bahkan, nasabah diberikan izin untuk memberi otorisasi kepada nasabah lain untuk sekadar melihat jumlah dan transaksi, atau bahkan menggunakan saku virtualnya tersebut.

Bagi nasabah penabung tentu ini menjadi sebuah terobosan yang membantu. Kendati demikian, model tabungan yang disertai dengan saku ini memberi kesempatan bank untuk dapat mengkalkulasi tenor tabungan yang dimiliki oleh nasabah lebih presisi.

Bukan tidak mungkin struktur dana pihak ketiga akan lebih bervariasi. Tak lagi hanya tabungan, giro, simpanan berjangka. Dana masyarakat akan diklasifikasikan ke kelas yang lebih banyak guna menentukan kemampuan likuiditas dalam penyaluran kredit.

Lebih lanjut, fitur untuk memberi otorisasi untuk melihat dan menggunakan saku nasabah, akan menjadi sebuah data yang unik dalam menentukan kedekatan nasabah dengan nasabah lain. Pada akhirnya ini akan menjadi sebuah data baru dalam menghitung kelayakan sebuah nasabah untuk mendapatkan kredit dari perbankan.

Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar mengatakan perseroan memang mencoba untuk mengubah adat perbankan konvensional yang internal centric, yakni menawarkan produk yang hanya mampu dikelola oleh bank.

Perseroan mencoba untuk lebih costumer centric dengan mencoba menjawab semua kebutuhan nasabah lebih baik, dan memberi sebuah cara kerja yang lebih optimal bagi operasional bank.

"Jadi memang kami melihat bank selama ini lebih internal centric, melihat dirinya sendiri. Kami mencoba untuk menjadi costumer centric yang mengikuti kebutuhan dari nasabah," katanya.

Kharim menuturkan metode tabungan tersebut pun tentu akan memberi sebuah peluan efisiensi yang lebih besar bagi Bank Jago. "Ini juga yang nanti akan kami gunakan untuk terus mencoba menekan suku bunga yang kami harapkan dapat lebih mambantu peningkatan kinerja ekonomi riil," sebutnya.

Vishal Tulsian, Presiden Direktur PT Bank Amar Tbk., menyampaikan perseroan pun juga tengah mengembangkan produk mobile banking yang lebih membantu masyarakat. Fitur saku serupa akan menjadi andalan bagi perseroan dalam membantu nasabah untuk lebih baik dalam mencapai tujuan-tujuan finansial.

Bahkan, dalam fitur saku nantinya, Bank Amar akan memberikan semacam insentif berupa bunga tabungan lebih tinggi bagi nasabah untuk dapat konsisten dengan target yang telah ditetapkannya.

"Harapan kami, masyarakat lebih bijak dalam berbelanja. Jika tabungan mereka terus bertambah, kesempatan mereka untuk membeli barang yang lebih bernilai juga semakin besar, dan akan meningkatkan taraf hidupnya," sebutnya.

Dalam hal pengolahan data debitur, Vishal menyampaikan perseroan sudah mengandalkan penyimpanan dan pengelolaan data berbasis cloud computing, untuk dapat lebih presisi dan cepat dalam melakukan analisa kredit.

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan saat ini memang dibutuhkan inovasi dari perankan untuk dapat membuat masyarakat lebih giat dalam menabung.

Bagaimana pun, tingginya tingkat menabung masyarakat akan meningkatkan kemampuan perbankan dalam menyalurkan kredit pula. Menurutnya, produk yang diluncurkan bank-bank digital ini tidak jauh berbeda dengan tabungan rencana milik bank konvensional.

Hanya, kemudahan dalam menentukan jangka lebih fleksibel serta kemudahan lain tentu akan membuat banyak masyarakat lebih tertarik dalam membuat rencana keuangan lebih spesifik.

Dia menyampaikan kemampuan bank digital dalam membuat perhitungan risiko lebih presisi memang perlu diapresiasi. Produk tabungan rencana yang lebih mengikuti kebutuhan masyarakat akan membuat perhitungan tenor likuditas lebih baik. "Tentu ini juga akan sangat menguntungkan bagi perbankan. Ini juga akan membuat mereka lebih efisien ke depan," sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper