Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah misinya menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah utama di dunia, Bank Indonesia (BI) menyusun blueprint pengembangan kebijakan ekonomi syariah di Indonesia.
Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan blueprint tersebut merupakan bukti dukungan BI terhadap pengembangan ekonomi syariah nasional.
Dia menyebut terdapat tiga pilar yang saling berkaitan dalam blueprint pengembangan ekonomi berbasis syariah oleh Bank Indonesia.
Pertama, pemberdayaan ekonomi syariah melalui pengembangan ekosistem halal atau halal value chain (HVC).
“Pilar ini memperkuat linkage dari seluruh pelaku usaha baik besar, menengah, kecil, dan mikro. Serta lembaga pendidikan Islam seperti pesantren, dari hulu ke hilir,” jelas Destry dalam video conference, Rabu (21/4/2021).
Kedua, pendalaman pasar keuangan syariah. Ketiga, pengutamaan riset, assesment, dan edukasi.
Baca Juga
Lebih lanjut, Destry menjelaskan sebagai anggota Komite Nasional dan Keuangan Syariah (KNKS), blueprint dari BI tersebut akan menjadi referensi penyusunan masterplan ekonomi syariah Indonesia. Tujuannya, agar Indonesia bisa menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah terkemuka di dunia.
Destry mengatakan sistem ekonomi dan keuangan syariah telah diterapkan di berbagai belahan dunia. Destry menjelaskan berdasarkan laporan Refinitiv dan ICB, aset keuangan syariah global akan naik dari US$2,88 triliun di 2019, ke US$3,69 triliun di 2024.
Contohnya, London yang menjadi pusat bisnis dan keuangan syariah di kawasan Eropa. Bahkan, per awal tahun ini, Bank of England telah meluncurkan instrumen likuiditas khusus berbasis syariah yaitu alternative liquidity facility.
Tujuannya, agar perbankan dan institusi keuangan syariah di Inggris bisa mendapatkan akses sesuai prinsip syariah dari bank sentral.