Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia atau AAJI menyatakan bahwa terdapat 22 perusahaan asuransi yang menjual produk saving plan. Namun, asosiasi meyakinkan bahwa tidak semua bernasib seperti PT Asuransi Jiwasraya (Persero).
Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menjelaskan bahwa produk saving plan bukan merupakan produk khusus di Jiwasraya. Produk itu pun turut dijual oleh perusahaan-perusahaan asuransi jiwa lainnya, juga dapat turut ditemukan di luar negeri.
"Apa yang selama ini dijual Jiwasraya, dijual juga oleh perusahaan asuransi lain. Berdasarkan riset AAJI, ada 22 perusahaan asuransi jiwa yang menjual produk mirip Jiwasraya itu," ujar Budi dalam diskusi Menuntaskan Restrukturisasi Polis Jiwasraya, Selasa (28/4/2021).
Jumlah itu mencakup sekitar satu per tiga dari total anggota AAJI, yakni 60 perusahaan asuransi jiwa. Hal tersebut, menurut Budi, menunjukkan bahwa pada dasarnya saving plan bukan merupakan produk yang bermasalah.
Budi menjelaskan bahwa dalam kasus Jiwasraya, masalah ada dalam pengelolaan dana atau desain produknya sejak awal yang terlalu agresif. Namun, hal tersebut tidak terjadi di perusahaan-perusahaan lainnya.
"Mungkin sangat sedikit yang mengalami masalah dari saving plan. [Perusahaan asuransi jiwa] yang lain mengelolanya cukup berhati-hati," ujar Budi.
Baca Juga
Dia pun menegaskan bahwa tidak ada yang salah dari produk saving plan. Namun, kasus yang terjadi di Jiwasraya menjadi pelajaran penting bagi perusahaan-perusahaan asuransi jiwa untuk meningkatkan tata kelola bisnis.