Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. tidak buru-buru merevisi target pertumbuhan kredit 2021, meski pencapaian di kuartal I/2021 masih belum sesuai harapan.
Hingga akhir Maret 2021 penyaluran kredit BRI tercatat sebesar Rp914,19 triliun. Penopang utama pertumbuhan kredit BRI yakni kredit mikro sebesar Rp360,03 triliun atau tumbuh 12,43 persen year on year, dan kredit konsumer yang tumbuh 1,62 persen yoy menjadi Rp145,06 triliun.
Secara umum, porfotolio kredit UMKM BRI tercatat sebesar 80,60 persen dari seluruh kredit BRI. Angka ini lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu dimana komposisi kredit UMKM BRI tercatat 78,31 persen. Porsi kredit UMKM BRI tersebut akan terus merangkak naik dan perseroan menargetkan angka ini akan tembus mencapai 85 persen.
Jika dibandingkan dengan angka kredit pada kuartal I/2020 sebesar Rp930,73 triliun, maka penyaluran kredit pada kuartal I/2021 turun 1,78 persen.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan pertumbuhan kredit memang masih belum sesuai dengan yang ditargetkan. Namun, dia masih melihat optimisme pertumbuhan kredit pada periode berikutnya.
Oleh karena itu, pihaknya tidak ingin buru-buru melakukan revisi target dengan melihat hasil kuartal I/2021. Perseroan masih menunggu hasil kuartal II/2021 untuk menentukan apakah akan melakukan revisi ke bawah atau revisi ke atas.
"Kami masih melihat optimisme ke depan karena kami selalu menerbitkan secara tiga bulanan hasil survei terkait dengan indeks aktivitas bisnis dan indeks persepsi bisnis di UMKM," katanya dalam konferensi pers paparan kinerja kuartal I/2021, Selasa (25/5/2021).
Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa aktivitas dan optimisme masyarakat dan pelaku UMKM masih naik. Di samping itu, kepercayaan masyarakat kepada pemerintah bahwa pemerintah akan mampu mengelola perekonomian secara makro dengan baik, masih tinggi. Dari situ, BRI masih memiliki optimisme untuk pertumbuhan kredit juga membaik.
"Sehingga kami belum buru-buru melakukan revise down, meskipun belum mencapai target. Kita tunggu saja sampai dengan akhir Juni," imbuhnya.
Sunarso mengatakan jika kondisi sampai akhir Juni semakin membaik maka BRI bisa melakukan revisi ke atas. Namun jika sebaliknya, maka pihaknya akan melakukan penyesuaian pada akhir Juni untuk target semester II.
"Kita lihat di semester I, kalau semester II memang masih memungkinkan untuk mengejar ketertinggalan kami lakukan mengejar ketertinggalan itu. Dan apabila kira kira rasanya punya momentumnya yang baik, kita bisa revise up. Tapi kalau memang rasanya sudah tidak terkejar ya terpaksa kita lakukan revisi ke bawah," katanya.
Namun Sunarso saat ini masih optimistis terhadap pertumbuhan kredit jika melihat hasil survei tersebut. Dia berharap pandemi juga segera mereda dan tidak terjadi kenaikan jumlah kasus pasca Lebaran. Sebagai informasi, pada 2021, BRI menargetkan kredit dapat tumbuh sekitar 6-7 persen yoy.