Bisnis.com, JAKARTA - Aset mata uang kripto (cryptocurrency) saat ini sedang naik daun. Tak hanya investor ritel, CEO Tesla Elon Musk secara terang-terangan mendukung jual beli aset kripto.
Meskipun sedang trending, investor harus tetap berhati-hati jika ingin melakukan transaksi jual beli (trading) aset kripto seperti Bitcoin, Ether, Dogecoin, dan lainnya.
Master Financial Planner Safir Senduk mengingatkan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan investor sebelum melakukan trading aset kripto.
Berikut 5 hal yang perlu Anda perhatikan sebelum trading atau investasi aset kripto ala Safir Senduk:
1. Pelajari Aset Kripto
Pastikan Anda mempelajari aset kripto yang ingin dibeli. Anda juga perlu mempelajari sistem dan prospek aset yang akan Anda pilih.
"Jangan hanya mempelajari aset kripto tetapi Anda juga perlu untuk memahami cara kerja blockchain kripto tersebut," tutur Safir dalam webinar bertema "Keseimbangan Keuangan
dalam Melakukan Diversifikasi Aset Digital" yang digelar Treasury, Kamis (3/6/2021).
Baca Juga
Dengan mempelajari aset kripto, lanjutnya, Anda dapat menekan risiko dalam investasi cryptocurrency.
2. Gunakan Uang Nganggur
Pastikan Anda menggunakan uang nganggur atau uang dingin. Uang tersebut bukan uang yang akan Anda pakai dalam waktu dekat atau kebutuhan tertentu.
“Pastikan uang untuk investasi aset kripto itu nganggur. Mungkin satu atau dua tahun kedepan uang tersebut benar-benar nganggur [tidak dipakai],” imbuh Safir.
3. Beli Ketika Harga Murah
Pastikan Anda membeli mata uang kripto ketika harga sedang murah. Buat acuan bagi diri Anda kapan aset tersebut dikatakan murah. Maka saat itu menjadi waktu yang tepat untuk membeli.
“Beberapa orang menggunakan acuan, murah dalam waktu 24 jam. Ada beberapa orang yang mengatakan murah dalam seminggu terakhir,” katanya.
Perlu diingat, setiap orang memiliki acuannya masing-masing tergantung tujuan Anda saat berinvestasi.
4. Beli Sedikit-Sedikit
Untuk menghindari risiko, Anda bisa membeli aset kripto dikit demi sedikit. Sebagai contoh, jika Anda punya uang nganggur Rp10 juta di rekening, maka Anda bisa berinvestasi 20 persen dari uang tersebut.
“Kalau harganya turun setelah Anda beli, Anda boleh beli lagi di luar Rp2 juta sebaliknya ketika Anda beli harganya naik, ya jangan beli lagi,” jelas Safir.
Ketika Anda membeli dengan harga rendah itu akan memengaruhi harga beli rata-rata. Semakin rendah harga belinya, maka semakin menguntungkan ketika harga aset tersebut meningkat.
5. Hindari FOMO
Safir menegaskan jangan sampai Anda tenggelam dalam jebakan psikologis Fear Of Missing Out atau FOMO. Hindari membeli ketika harga sedang tinggi dan karena terjebak dalam FOMO.
"Kalau harganya lagi tinggi, jangan beli karena perasaan FOMO," tutup Safir.