Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 3,5 persen pada Rapat Dewan Gubernur Juni ini.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan BI saat ini sudah tidak memiliki peluang untuk menurunkan suku bunga acuan, apalagi di tengah adanya isu tapering off akan dipercepat oleh The Fed, bank sentral di Amerika Serikat (AS).
Menurutnya, pilihan BI saat ini hanya dua, menahan atau menurunkan suku bunga acuan. Namun, Piter menilai BI masih akan tetap mempertahankan suku bunga acuan karena The Fed belum akan melakukan tapering off dalam waktu dekat.
“Memang ada kenaikan inflasi di AS, tapi diperkirakan temporer. Inflasi akan segera turun, sehingga tapering baru akan dilakukan The Fed paling cepat tahun depan,” katanya kepada Bisnis, Selasa (15/6/2021).
Piter mengatakan, kebijakan moneter yang longgar oleh BI masih sangat dibutuhkan saat ini untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional.
“BI saya yakin akan menahan suku bunga acuan tetap rendah selama mungkin. BI baru akan menaikkan suku bunga bila sudah ada tanda-tanda The Fed akan menaikkan suku bunga,” jelasnya.
Baca Juga
Piter memperkirakan dampak dari tapering off di masa pandemi Covid-19 tidak akan seberat seperti dampak yang ditimbulkan oleh tapering off pada krisis 2013 lalu, yang disebut taper tantrum.
BI juga diyakini akan cukup mampu memitigasi dampak dari tapering off AS melalui kebijakan ahead the curve, sehingga dampaknya ke perekonomian Indonesia dapat diminimalkan.
“The Fed juga tidak ingin ada gejolak yang terjadi ketika mereka melakukan tapering. Oleh karena Itu The Fed sudah menyampaikan mereka akan lebih awal menginformasikan rencana tapering. Jadi tidak akan dadakan, dengan demikian pasar bisa mengantisipasi lebih dini,” jelas Piter.