Bisnis.com, JAKARTA — Anggota holding Indonesia Financial Group atau IFG dinilai perlu mempersiapkan perluasan layanan jasa keuangan, salah satunya terkait ekonomi hijau atau bidang-bidang bisnis berwawasan lingkungan.
Direktur Utama IFG Robertus Billitea menjelaskan bahwa perusahaan-perusahaan anggota IFG sudah menggarap wilayah bisnisnya masing-masing dengan baik. Dia mencontohkan PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), yang telah fokus dalam penjaminan kredit usaha rakyat (KUR).
Meskipun begitu, Robertus menilai bahwa perusahaan-perusahaan anggota IFG harus mulai menata kompetensi sumber daya manusianya (SDM). Mereka dinilai harus mulai memasuki wilayah layanan jasa keuangan lain untuk diversifikasi portofolio.
"Perlu mulai menata kompetensi SDM, mulai masuk ke wilayah financial services lainnya. Misalnya, Jamkrindo tidak hanya fokus ke KUR yang saat ini jadi fokus pemerintah," ujar Robertus pada Kamis (1/7/2021).
Dia menyebut secara khusus layanan jasa keuangan dapat menyasar sektor-sektor yang berkaitan dengan upaya penanganan krisis iklim. Misalnya, bisnis-bisnis ramah lingkungan atau upaya-upaya menekan emisi karbon.
"Kita melihat Aramco shifting bisnis mereka menuju bisnis energi terbarukan. Tidak ada salahnya dalam perspektif ini Jamkrindo membuka penetrasi keluar dari bisnis KUR, sehingga jika menurut pemerintah KUR sudah cukup mature untuk tumbuh, maka Jamkrindo akan survive dengan model bisnis barunya," ujarnya.
Robertus pun menjelaskan bahwa dalam dekade terakhir, aktivitas perekonomian dunia mulai bergerak meninggalkan energi fosil, baik batu bara, minyak bumi, dan lain-lain. Sumber energi yang lebih ramah lingkungan, seperti tenaga surya semakin banyak dimanfaatkan.
"Tantangan ini tidak akan sulit dihadapi. Kami di holding siap sedia berkolaborasi dalam shifting model bisnis ini," ujar Robertus.