Bisnis.com, JAKARTA -- Pengurangan jumlah kantor cabang selama masa pandemi tahun ini semakin signifikan. Peningkatan adopsi digital menjadi penyebab utama bank efisiensi over headcost.
Berdasarkan data OJK, total kantor cabang bank umum per April 2021 tercatat sebanyak 29.780 unit, turun 1.232 kantor dari periode sama tahun lalu. Bank perkreditan rakyat pun (BPR) tercatat memiliki 5.880 kantor, atau telah tutup 61 kantor cabang dari periode sama tahun lalu.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Moch. Amin Nurdin mengatakan adopsi digital perbankan sejauh ini sudah sangat baik. Hal ini membuat banyak layanan yang dapat tetap diberikan tanpa mewajibkan nasabah untuk berkunjung langsung ke kantor.
"Memang arahnya seperti itu dan secara gradual akan turun terus mencapai titik optimalnya. Investasi digital sudah sangat baik sehinga kantor sudah dapat sedikit demi sedikit dikurangi," katanya kepada Bisnis belum lama ini.
Dia melanjutkan bank besar mulai menganggap cabang yang banyak sebagai beban bagi pengembangan bisnis selajutnya.
Sementara itu, bank kecil yang bertranformasi ke digital banking sudah berkomitmen untuk berkolaborasi dengan finansial teknologi dan lebih irit dalam melakukan ekspansi kantor fisik.
"Hal inu tentu akan menciptakan ootensi efisiensi yang besar. Tetapi pekerjaan rumah lanjutannya adalah menjaga layanan dan kualitas layanan meski tanpa tatap muka. Aspek perlindungan konsumen juga tetap perlu diperhatikan," imbuhnya.
Sebelumnya, Deputi Direktur Basel dan Perbankan Internasional OJK Tony mengatakan perbankan sudah mulai beralih ke penggunaan digital banking untuk memberikan layanan kepada nasabahnya. Hal itu bisa dilihat dari transaksi yang dilakukan melalui mobile apps masing-masing bank meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Misalnya BCA mencatat transaksi mobile dan internet banking naik 50,7 persen yoy pada Desember 2020. Sementara transaksi di kantor cabang dan ATM menurun masing-masing 14,7 persen dan 13 persen yoy pada periode yang sama.
Sementara BRI mencatat transaksi internet banking melonjak 132,2 persen yoy pada Desember 2020. Demikian pula, transaksi aplikasi BRImo melesat 660,5 persen yoy. Adapun Bank Mandiri mencatat transaksi Mandiri Online naik 50 persen yoy pada Desember 2020.
"Akibat dari transaksi melalui mobile berdampak ke masyarakat semakin jarang ke kantor cabang bank. Akibatnya pendirian kantor cabang bank menjadi tidak efisien dan mereka mulai menutup sejumlah kantor dan beralih ke layanan melalui elektronik atau digital banking," terangnya dalam webinar, 10 Juni 2021.