Bisnis.com, JAKARTA — Platform teknologi finansial peer-to-peer (P2P) lending PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia atau Akseleran mengklaim kebijakan pembatasan sosial atau PPKM tidak terlalu berpengaruh bagi kinerja penyaluran pinjaman.
Ivan Tambunan, CEO & Co-Founder Akseleran menjelaskan, proses pinjam-meminjam lewat platform P2P lending berlangsung penuh secara online atau daring yang berbasis aplikasi.
"Khusus Juli [2021], adanya PPKM tidak terlalu berdampak kepada kelangsungan bisnis usaha Akseleran. Kami sudah mengantisipasinya dari sejak tahun lalu atau saat pandemi Covid-19 mewabah di Indonesia. Saat ini penyaluran pinjaman kita masih mampu berada di atas rata-rata target penyaluran yang di kisaran Rp100 miliar hingga Rp120 miliar," ujarnya, Rabu (11/8/2021).
Hasilnya, secara kumulatif total penyaluran pinjaman usaha Akseleran sampai saat ini sudah mencapai sebesar lebih dari Rp2,8 triliun sejak berdiri dengan Rp950,3 miliar di antaranya disumbangkan oleh kinerja periode 2021.
Ivan menjelaskan bahwa antisipasi dampak pandemi secara dini juga berhasil mengantarkan Akseleran mencatat pertumbuhan hingga 106 persen (year-on-year/yoy) di semester I/2021.
"Bahkan pada Juni 2021, Akseleran tercatat berhasil menyalurkan pinjaman usaha bulanan sebesar Rp160 miliar lebih atau menjadi penyaluran pinjaman tertinggi selama hampir empat tahun terakhir bagi Akseleran," tambahnya.
Baca Juga
Salah satu faktor lain kenapa pinjaman Akseleran masih tumbuh, yaitu karena segmen borrower utamanya yang terbilang resilience dari pandemi, yaitu UMKM yang berada di sektor engineering atau konstruksi, kemudian business & consumer services, coal & related energy, retail (online merchant), serta oil & gas.
Hingga kini, Akseleran masih menjalankan strategi mitigasi risikonya, yaitu memperbanyak tipe pinjaman invoice financing, menggandeng mitra supply-chain financing untuk 'mengintip' kinerja keuangan calon borrower, dan memperbanyak jumlah pendana (lender) lewat diverifikasi.
Akseleran pun telah meningkatkan proteksi asuransi kepada para lender hingga 90 persen pokok pinjaman. Harapannya, lender existing makin merasa aman menambah jumlah pendanaan yang digelontorkannya sekaligus mengundang lender baru agar berdatangan mencoba alternatif investasi lewat skema P2P dari platform Akseleran.
"Saat ini proporsi untuk lender retail atau perorangan di Akseleran masih mendominasi, sebesar 70 persen, dan selebihnya berasal dari lender institusi sebesar 30 persen," tutupnya.