Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Rontok, Saham Perbankan Ikut Terbakar. Ada Apa?

Mayoritas saham perbankan ditutup di zona merah seiring dengan pelemahan IHSG hari ini.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (29/6/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (29/6/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA -- Mayoritas saham perbankan ditutup pada zona merah pada perdagangan hari ini, Kamis (26/8/2021), bersamaan dengan pelemahan IHSG sebesar 0,90 persen ke level 6.058,08.

Pelemahan IHSG hari ini terjadi seiring dengan aksi jual investor asing. Salah satu faktor penurunan disebabkan oleh investor asing yang melakukan aksi jual. Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual bersih (net foreign sell) hingga Rp274,42 miliar jelang penutupan.

Investor asing cenderung melepas saham ARTO, BMRI, BBNI, TBIG, dan SMGR. Masing-masing dari emiten tersebut pun mencatat koreksi yaitu 4,09 persen, 2,10 persen, 0,48 persen, 3,58 persen dan 6,90 persen

Tak hanya ketiga saham bank tersebut yang ditutup terkoreksi. Beberapa saham bank bahkan mencatatkan pelemahan lebih dari 6 persen, yaitu BACA -6,40 persen, AGRS -6,54 persen, BBYB -6,83 persen, BNBA -6,83 persen, BABP -6,84 persen, dan BCIC -6,94 persen.

Kendati mayoritas saham bank berada di zona merah, setidaknya terdapat lima bank yang parkir di zona hijau, yaitu BNGA dengan kenaikan 6,81 persen, SDRA 4,68 persen, NOBU 1,71 persen, BGTG 1,49 persen, dan MEGA 0,66 persen.

Pengamat saham berpendapat penurunan harga saham, termasuk bank-bank besar, salah satunya diakibatkan oleh penyataan Ketua Federal Reserve Amerika Serikat Jerome Powell

Pengamat Pasar Modal sekaligus Founder Indonesia Superstocks Community Edhi Pranasidhi menyampaikan net sell asing sejauh ini bernilai Rp274 miliar rupiah.

Hal ini kebanyakan terjadinya aksi jual top tier banks seperti BMRI, BBCA, BBRI, BBNI dan BBTN. Kemudian ada juga emiten besar lainnya seperti TLKM, EXCL, ISAT, danTBIG. Terjadi juga depresiasi pada ASII, GGRM, dan HMSP.

"Kalau saya lihatnya karena adanya kekhawatiran jika besok Powell akan berbicara mengenai tapering. Tapering ini jadi alasan kuat buat profit taking cepat secara average buy asing di IHSG ada di kisaran 5.958," sebutnya Kamis (26/8/2021).

Kendati demikian, Edhi menuturkan sebetulnya banyak pihak yang skeptis bahwa Powell akan singgung tapering pada pidatonya di simposium ekonomi Jackson Hole di negara bagian Wyoming mengingat meningkatnya kasus Covid-19.

"Lagi pula, net sell asing juga sedikit banyak dipengaruhi sell off di hampir semua saham bank digital oleh investor lokal ritel. Terlebih investor ritel menguasai 44 persen rata-rata trading volume harian sekitaran Rp9,2 triliun," sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper