Bisnis.com, JAKARTA - Salah satu pionir teknologi finansial peer-to-peer (P2P) lending Indonesia PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) memperkenalkan dunia internasional berkaitan peran fintech di Indonesia.
Andi Taufan Garuda Putra, CEO dan Founder Amartha, mengungkap bahwa pihaknya terutama berbagi soal strategi berkaitan fokus adaptasi Amartha di era pandemi untuk mampu terus menjaga aktivitas pembiayaan modal kerja dan pemberdayaan perempuan pengusaha mikro di pedesaan.
Dalam konferensi 'Bridging the Gap to Protect and Create Jobs 2021' yang diadakan oleh Norfund di Oslo, Norwegia ini, Amartha mengungkap pentingnya kombinasi strategi online-offline untuk menjaga produktivitas para Mitra Amartha di masa pandemi Covid-19.
"Kami melihat, teknologi dapat menjadi solusi bagi mitra untuk tetap produktif dalam menjalankan usaha, terlebih di saat landemi. Namun, dukungan dari Business Partner Amartha atau tim lapangan secara langsung di desa juga tetap diperlukan, mengingat tidak seluruh kegiatan dapat difasilitasi dengan digitalisasi," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (2/9/2021).
Melalui kombinasi online-offline, Amartha mengoptimalkan penggunaan teknologi seperti penyediaan berbagai inovasi produk untuk mensejahterakan mitra salah satunya melalui aplikasi A+ (Amartha Plus) yang memfasilitasi berbagai layanan seperti WarungLoan, PPOB, hingga belanja borongan.
Sementara, strategi offline atau terjun ke lapangan dalam memberdayakan perempuan pengusaha mikro, di samping akses pendanaan juga pendampingan dan pelatihan secara rutin, seperti pelatihan alternatif usaha, pelatihan literasi keuangan, hingga cek kesehatan gratis.
Strategi ini terbukti berhasil membawa Amartha untuk tetap menjaga kualitas pinjaman, yang dapat dilihat dari stabilitas angka NPL (non-performing loan) sebesar 0,07 persen setelah Juni 2020.Selain itu, penyaluran dana yang mencapai Rp914 miliar di paruh pertama tahun 2021, atau tumbuh 35 persen (year-on-year/yoy).
Taufan mengungkap angka NPL yang rendah merupakan indikator bahwa mitra dapat melakukan pembayaran tepat waktu.Pertumbuhan signifikan tersebut juga merupakan kontribusi dari Norfund, yang bergabung sebagai pendana korporat di Amartha sejak Juni 2021 lalu.
Amartha menerima pendanaan sebesar US$7,5 juta atau setara dengan Rp107 Miliar dari Norfund untuk menyalurkan modal usaha serta memberdayakan perempuan pengusaha mikro di pedesaan dengan mendorong kegiatan usaha yang berkelanjutan (sustainable business).
Fay Chetnakarnkul, Investment Director Norfund dan Head of Asia regional Office, dalam diskusi yang diadakan Norfund mengungkap bahwa investasi ke fintech di Indonesia sekaliber Amartha merupakan keputusan yang membanggakan dan sangat penting.
“UMKM di seluruh dunia mengalami keterbatasan dalam akses permodalan dan teknologi agar dapat berkembang dan menciptakan usaha sendiri. Sektor informal sangat penting bagi perputaran roda ekonomi nasional, terutama dalam penciptaan lapangan pekerjaan," ungkapnya.
Menurutnya, demi ikut melayani jutaan UMKM di negara-negara berkembang yang memiliki potensi besar, Norfund tidak bisa berjalan sendiri tanpa kerja sama dari perusahaan-perusahaan fintech yang visioner.
"Harapannya, para fintech visioner seperti Amartha ini agar dapat menciptakan akses keuangan yang mudah dijangkau, supaya UMKM dapat berpartisipasi dalam perekonomian formal di masa yang akan datang," tambahnya.
Selama 10 tahun beroperasi, Amartha telah berhasil meningkatkan pendapatan Mitra sebanyak dua hingga tujuh kali lipat dan telah menciptakan lebih dari 87,000 lapangan pekerjaan informal baru di lebih dari 15,000 desa.
Hal ini menunjukan bahwa sektor informal di Indonesia memiliki potensi dan determinasi yang tinggi jika diberikan akses terhadap permodalan dan teknologi.
Amartha menargetkan untuk dapat melayani satu juta mitra Amartha di Indonesia hingga akhir 2021. Saat ini, lebih dari 719 ribu mitra telah bergabung di Amartha yang tersebar di berbagai daerah, yaitu di Pulau Jawa, Sumatra, dan Sulawesi.
"Pada 2021 ini, meskipun masih dalam kondisi pandemi, dengan mengimplementasikan strategi yang tepat, sistem skoring yang akurat, serta menjaga kualitas pinjaman dengan membidik sektor perdagangan, industri rumahan dan makanan, kami optimis dapat mendorong perekonomian di desa dan tumbuh bersama mitra Amartha," tutup Taufan.