Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Ina (BINA) Catatkan Lonjakan Simpanan, Ini Sebabnya!

Direktur utama Bank Ina Daniel Budirahayu menuturkan DPK perseroan melesat hingga 131 persen pada posisi Agustus 2021 dibandingkan dengan periode yang sama 2020
Bank Ina Perdana/bankina.co.id
Bank Ina Perdana/bankina.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Ina Perdana Tbk. (BINA) mencatatkan lonjakan dana pihak ketiga 131 persen yoy per Agustus 2021.

Direktur utama Bank Ina Daniel Budirahayu menuturkan DPK perseroan melesat hingga 131 persen pada posisi Agustus 2021 dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020. Porsi kenaikan paling tinggi dari dana murah atau tabungan dan giro atau dana murah (current account saving account/CASA).

“Menurut kami karena pelaku usaha masih belum aggressive expansion sehingga likuiditas masih diparkir di bank," ujar Daniel kepada Bisnis Jumat (1/10/2021).

Daniel pun mengatakan dengan angka Covid-19 yang sudah menurun dan bisa terus berlangsung, Bank Ina percaya para pelaku usaha akan membiayai usaha sehingga dana-dana di bank akan terpakai untuk belanja modal dan operasional.

Bank Ina pun membukukan laba sebesar Rp23,17 miliar pada semester I/2021. Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dikutip pada Minggu (26/9/2021), perolehan laba tersebut melonjak 767,79 persen secara year on year (yoy).

Pada periode yang sama tahun lalu, perolehan labanya sebesar Rp2,67 miliar. Pertumbuhan laba BINA didorong oleh pendapatan bunga bersih sebesar Rp 109 miliar atau naik 30 persen secara yoy. Bank Ina juga mencatatkan keuntungan dari penjualan aset keuangan sebesar Rp 48,69 miliar pada semester I/2021.

Beban operasional perseroan mampu ditekan 4,68 persen menjadi Rp74,87 miliar. Dengan begitu, laba operasional naik 555 persen, dari sebelumnya Rp5 miliar menjadi Rp34,13 miliar.

Bank Ina mencatatkan kredit yang diberikan senilai Rp3,11 triliun atau tumbuh 6,22 persen dari posisi akhir Desember 2020.

Adapun penghimpunan dana pihak ketiga tumbuh sebesar 38 persen ytd, dari sebelumnya Rp7,10 triliun menjadi Rp9,79 triliun. Dari sisi total aset, Bank Ina pun mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 35 persen secara ytd menjadi Rp11,366 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper