Bisnis.com, JAKARTA – Pengembangan bisnis digital PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) atau BSI kian menguat setelah merampungkan proses migrasi dan integrasi jaringan.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengungkapkan akselerasi digital yang ditempuh pihaknya menjadi salah satu fokus dalam memacu bisnis. Hal ini tercermin dari transaksi kumulatif BSI Mobile, yang mencapai 74,24 juta transaksi atau tumbuh 133 persen secara year on year (yoy).
“Kenaikan transaksi melalui e-channel pada September 2021 mencapai 162,40 juta transaksi atau 95 persen transaksi di BSI sudah menggunakan e-Channel. Sedangkan sisanya sebanyak 5 persen masih menggunakan layanan di teller,” ujar Hery, Rabu (16/11/2021).
Berdasarkan data perseroan, kehadiran sistem tunggal atau single system, produk dan layanan digital menjadi lebih beragam. BSI Mobile menghadirkan Biometric Online Onboarding atau pembukaan rekening dengan verifikasi menggunakan face recognition.
Ada juga produk E-mas atau pembukaan rekening emas, beli emas, jual emas, transfer emas, tarik fisik emas, lengkap dengan riwayat transaksi. Melalui BSI Mobile nasabah dapat melakukan isi ulang segala jenis E-wallet seperti Gopay, Ovo, LinkAja, Shopeepay, Paytren dan E-money.
Selain itu, ada juga layanan Ziswaf, qurban, hingga aqiqah. BSI Mobile dilengkapi juga dengan fitur Islami waktu salat, lokasi masjid, arah kiblat, juz amma, asmaul husna, hingga hikmah.
Nasabah pun dapat melakukan pembayaran PLN, telekomunikasi, akademik, tiket, asuransi, internet/tv kabel, ecommerce, BPJS, Haji dan umrah, MPN, PDAM, dan multipayment.
Tarik tunai tanpa kartu di BSI bisa juga dilakukan melalui seluruh ATM BSI dan seluruh jaringan Indomaret di seluruh Indonesia. QRIS melalui BSI diperkuat sebagai metode pembayaran cashless di seluruh merchant, baik untuk transaksi berbelanja maupun bersedekah.
Seperti diketahui, BSI resmi melayani nasabah dengan single system awal bulan lalu, sekaligus menandai tahap akhir dari proses migrasi nasabah. Dengan demikian, seluruh produk yang ada di tiga bank legacy dapat dilayani seluruhnya dalam satu sistem BSI.
Selain itu, BSI kini memiliki satu core banking system, satu enterprise data, satu sandi kode bank di 451, dan satu pelaporan keuangan dengan nama Bank Syariah Indonesia.
Pengamat BUMN dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Toto Pranoto mengatakan diberlakukannya single system oleh BSI menjadi momentum transformasi perseroan dalam menjawab potensi pengembangan bisnis digital.
Menurut, pasca rampungnya proses migrasi dan integrasi jaringan, BSI akan dapat mengeksplorasi potensi bisnis digital secara lebih agresif.