Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Digempur Pandemi dan Pinjol Ilegal, AFPI: Saatnya Fintech Lending Bangkit

Tahun 2021 merupakan tahun yang cukup menantang bagi industri fintech P2P lending.
Ilustrasi teknologi finansial/Flickr
Ilustrasi teknologi finansial/Flickr

Bisnis.com, JAKARTA -- Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menilai pandemi Covid-19 dan maraknya fenomena pinjaman online (pinjol) ilegal dapat dijadikan momentum bagi para pelaku fintech peer-to-peer (P2P) lending legal untuk bangkit dan berbenah diri.

Ketua Umum AFPI, Adrian Gunadi, mengatakan bahwa 2021 merupakan tahun yang cukup menantang bagi industri fintech P2P lending. Para pelaku industri fintech P2P lending yang kini rata-rata memasuki usia 5-6 tahun harus berjuang untuk tumbuh di tengah kompleksitas bisnis yang makin meningkat, baik dari sisi volume, produk, dan persaingan pasar. Belum lagi ada fenomena maraknya pinjol ilegal.

"Ini jadi catatan industri fintech lending yang berizin dan terdaftar hingga kami melihat tahun ini di mana kami lakukan penguatan dari sisi infrastruktur, governance, penguatan code of conduct dari AFPI. Ini jadi bagian pertumbuhan industri yang masih baru," ujar Adrian, Selasa (1/12/2021).

AFPI juga melihat bahwa banyak anggota fintech lending yang berguguran. Hal ini, kata Adrian, tak lepas dari kondisi pandemi yang terus berlanjut sehingga berdampak pada bisnis dan risiko bisnis fintech lending. Di sisi lain, banyaknya anggota yang menyerahkan tanda terdaftar kepada Otoritas Jasa Keuangan juga disebabkan seleksi alam karena tak mudah bagi fintech start-up untuk menjadi fintech scale-up.

Meski demikian, AFPI melihat pandemi Covid-19 juga membawa dampak positif terhadap akselerasi digitalisasi, termasuk sektor keuangan digital. Terdapat pula, momentum-momentum positif yang dicatatkan industri fintech lending di tengah ramainya isu pinjol ilegal.

"Beberapa teman-teman fintech lending sudah ekspansi juga tidak hanya di Indonesia, tapi luar negeri. Makin banyak kolaborasi strategis antara fintech lending dengan perbankan, multifinance, dan eksositem lain, seperti e-commerce. Beberapa teman juga sudah mulai eksplor masuk kapital market, listing di dalam dan luar negeri," kata Adrian.

"Saya rasa ini momentum yang pas bagi fintech lending untuk bangkit berbenah diri menuju industri fintech lending yang lebih sehat, lebih berkualitas, dan sustainable," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper