Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Simak Kinerja Keuangan Bank Jasa Jakarta yang Diakuisisi WeLab

Bank Jasa Jakarta telah meramaikan industri perbankan di Indonesia selama lebih dari 32 tahun yang fokus pada segmen bisnis ritel.
Kantor Bank Jasa Jakarta/bjj.co.id
Kantor Bank Jasa Jakarta/bjj.co.id

Bisnis.com, JAKARTA – Salah satu raksasa fintech asal Hong Kong, WeLab mengumumkan akuisisinya pada PT Bank Jasa Jakarta, yang diproyeksikan menjadi bank digital keduanya di Asia. Adapun, bank digital pertama milik WeLab berada di Hong Kong, yakni WeLab Bank.

Dalam pernyataan resmi WeLab, Selasa (7/12/2021), aksi korporasi ini menelan dana US$240 juta yang dihimpun dari investor baru maupun lama. Dana tersebut akan digunakan untuk mengakuisisi saham pengendali dari pemegang saham lama sekaligus modal investasi teknologi.

Sementara itu, Bank Jasa Jakarta atau BJJ telah meramaikan industri perbankan di Indonesia selama lebih dari 32 tahun. Perseroan memberikan layanan perbankan dan jasa keuangan lainnya, serta berfokus pada segmen bisnis ritel.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, BJJ sampai dengan September 2021 membukukan laba bersih sebesar Rp77,75 triliun. Laba tersebut naik 41,23 persen, jika dikomparasikan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp55,05 miliar.

Kondisi itu berbanding terbalik dengan pendapatan bunga bersih perseroan yang sampai dengan 30 September 2021 turun 4,2 persen atau dari Rp152,2 miliar pada periode tahun lalu, menjadi Rp145,7 miliar.

Selain itu, perseroan tercatat telah menyalurkan kredit Rp2,59 miliar sampai dengan 30 September 2021. Realisasi penyaluran itu susut 4,33 persen secara tahunan (yoy).

Sebaliknya, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun BJJ naik 2,77 persen yoy. DPK perseroan pada kuartal III tahun lalu tercatat sebesar Rp4,73 triliun, sementara pada periode tahun ini mampu membukukan Rp4,86 triliun.

Jenis simpanan berjangka tercatat naik 3,01 persen secara yoy, sedangkan jenis tabungan turun 1,2 persen dan giro mengalami peningkatan 4,1 persen.

Dari sisi rasio keuangan, BJJ pada kuartal III/2021 mampu menekan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) dari 2,16 persen pada periode 2020 menjadi 1,83 persen. Adapun ROE di level 5,09 persen dan ROA 1,58 persen.

Per September 2021, BJJ tercatat baru memiliki modal inti sebesar Rp 1,61 triliun. Padahal, sesuai dengan ketentuan OJK, bank umum mesti memenuhi modal inti minimum Rp2 triliun hingga akhir tahun ini.

Dengan demikian, WeLab masih harus melakukan penambahan modal lagi setelah berhasil mengakuisisi mayoritas saham bank tersebut dengan minimal dana Rp400 miliar sampai akhir tahun.

Adapun pemegang saham pengendali BJJ hingga September 2021 masih dipegang oleh keluarga Iskandar widyadi, melalui PT Widya Rahardja Dharma yang menggenggam 70,91 persen saham dan PT Adikarta Graha sebesar 29,09 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Editor : Azizah Nur Alfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper