Bisnis.com, JAKARTA - Perlambatan kredit yang diberikan kepada pelaku usaha skala menengah disebabkan permintaan di pelaku industri masih rendah.
Corporate Secretary PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BBRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan bahwa perbankan juga saat ini tengah fokus pada perbaikan kualitas kredit di segmen menengah UMKM
“Penyaluran kredit kepada segmen menengah mengalami perlambatan dikarenakan demand di pelaku industri masih terbatas dan perbankan pada umumnya akan fokus pada perbaikan kualitas kredit di segmen ini,” kata Aes kepada Bisnis, Jumat (25/2).
Sekadar informasi Bank Indonesia melaporkan kredit untuk skala menengah mengalami penurunan 25,2 persen yoy, menjadi 336,4 triliun pada Januari 2022. Pada Desember 2021 sebesar Rp 343,7 triliun, turun 24,4 persen.
Sementara itu, untuk kredit skala mikro mencapai Rp374,6 triliun, melesat 73,2 persen yoy. Lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya (61,9 persen yoy).
Pertumbuhan juga terjadi pada segmen kredit untuk skala kecil. Total kredit untuk skala kecil yang disalurkan perbankan pada Januari 2022 sebesar Rp429,6 triliun, naik 6,3 persen secara tahunan, melambat dibandingkan dengan bulan sebelumnya (28,5 persen yoy).
Aes mengatakan hingga akhir kuartal IV/2021 tercatat portofolio kredit UMKM BRI telah mencapai sebesar 83,86 persen dibandingkan dengan total penyaluran kredit. Proporsi kredit UMKM BRI akan terus didorong naik hingga mencapai 85 persen.
BRI membagi segmentasi pelaku usaha berdasarkan tiering pinjamannya. “Untuk pinjaman Mikro sampai dengan 250 juta, pinjaman kecil 250 juta–Rp25 miliar dan pinjaman menengah Rp25 miliar-Rp200 miliar,” kata Aes.
Dia menambahkan strategi BRI untuk memberdayakan dan mengembangkan segmen UMKM ada dua. Pertama, adalah mendorong UMKM untuk naik kelas, dengan melakukan berbagai program edukasi dan pendampingan.
Kedua, dengan menyasar segmen yang lebih kecil, yakni ultra mikro sebagai pertumbuhan baru.
Dengan strategi tersebut BRI dapat melayani masyarakat sebanyak mungkin dengan biaya seefisien mungkin. Hal tersebut dapat dicapai dengan digitalisasi layanan perbankan sehingga semua akan menjadi lebih cepat dan efisien.