Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Punya 2 Strategi, Bank Raya (AGRO) Raih Laba Rp47,1 Miliar di Kuartal I/2022

PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO) menyiapkan dua strategi untuk meraih profitabilitas tahun ini.
Nasabah beraktivitas di dekat logo PT Bank Raya Indonesia Tbk., Jakarta, Selasa (15/2/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Nasabah beraktivitas di dekat logo PT Bank Raya Indonesia Tbk., Jakarta, Selasa (15/2/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO) menyiapkan dua strategi untuk meraih profitabilitas pada tahun ini. Adapun, hingga kuartal I/2022, perseroan membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp47,71 miliar, naik 167,03 persen secara tahunan.

Direktur Utama Bank Raya Kaspar Situmorang mengatakan dua strategi itu adalah strategi ekspansi dengan pemanfaatan ekosistem BRI Group untuk pertumbuhan bisnis digital dan strategi perbaikan kinerja bisnis legacy perseroan, yaitu fokus pada kualitas aset dan pemulihan.

“Selain itu, perbaikan kinerja perseroan juga secara khusus ditujukan untuk pencapaian kegiatan operasional yang lebih efisien dan customer experience yang terus kami tingkatkan dari waktu ke waktu,” ujar Kaspar dalam keterangan tertulis, Rabu (27/4/2022).

Bank Raya juga telah mengoptimalkan ekosistem BRI melalui peranan Agen BRILink dengan produk Pinang Paylater yang diluncurkan pada 8 Oktober 2021. Hingga posisi terakhir, total disbursement digital loan Pinang Paylater mencapai Rp176 miliar dengan jumlah number of accounts lebih kurang 5.700 Agen BRILink.

Kaspar mengatakan bahwa perseroan melihat adanya peluang pada Agen BRILink dalam kegiatan operasional sehari-hari. Hal ini dalam rangka memfasilitasi para Agen BRIlink yang mengalami short cash liquidity untuk penyediaan dana.

“BRI dan Bank Raya bekerja sama menyediakan fasilitas instant financing atau pinjaman berupa dana talangan yang dapat digunakan agen untuk memenuhi permintaan transaksi pelanggan," tuturnya.

Sementara itu, pada kuartal I/2022, membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp47,71 miliar, naik 167,03 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

capaian itu diikuti realisasi margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) yang tumbuh menjadi 4,81 persen dari periode sebelumnya 3,39 persen. Adapun, pendapatan operasional lainnya meningkat 558,02 persen yoy.

Pembukuan laba turut didorong oleh kenaikan pendapatan operasional lainnya yang diperoleh dari penerimaan kembali aset keuangan yang telah dihapus buku sebesar Rp22,51 miliar atau meningkat 633,33 persen yoy.

Dari sisi aset, Bank Raya tercatat menyalurkan kredit sebesar Rp9,53 triliun, sementara dari sisi liabilitas perseroan menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp10,15 triliun.

Kaspar menuturkan meskipun turun dibandingkan periode sebelumnya, hal ini adalah dampak langkah strategis perseroan untuk melakukan penataan kembali portofolio bisnis. Langkah ini diambil untuk fokus pada pengembangan bisnis digital, khususnya di tengah proses transisi.

Kinerja positif Bank Raya juga ditunjukkan melalui perbaikan sejumlah rasio keuangan, seperti rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross sebesar 1,40 persen, lebih baik dari periode yang sama di tahun sebelumnya yakni 4,76 persen.

Secara khusus, pinjaman digital Bank Raya membukukan tingkat NPL yang lebih rendah, yaitu 0,21 persen. Jumlah pinjaman digital Bank Raya yang meliputi Pinang Connect, Pinang Maksima, Pinang Performa, dan Pinang Flexi tercatat mencapai Rp505 miliar.

Dari sisi simpanan, porsi dana murah atau current account saving account (CASA) terhadap penghimpunan DPK berhasil meningkat menjadi 45,20 persen. Hingga saat ini, perseroan mencatatkan pertumbuhan nasabah baru sebanyak lebih kurang 450.000 nasabah, melalui pembukaan rekening dan fitur saku yang terdapat pada Raya Digital Saving.

Jumlah nasabah baru tersebut didorong oleh kemudahan yang ditawarkan oleh aplikasi Raya 2.0 yang telah diluncurkan pada 22 Februari 2022. Per hari, pembukaan rekening tersebut mencapai sekitar 20.000 rekening.

Selain itu, pembukuan pendapatan pada kuartal pertama ini berdampak pada membaiknya rasio profitabilitas yaitu return on asset (ROA) sebesar 3,45 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni 0,47 persen.

Sementara itu, rasio return on equity (ROE) tercatat mencapai 9,11 persen atau lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 1,74 persen.

Fungsi intermediasi Bank Raya juga ditunjukkan melalui Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) yang memadai sebesar 90,02 persen dengan struktur permodalan yang solid, tecermin dari rasio kewajiban pemenuhan modal minimum (KPMM) sebesar 25,87 persen.

Kaspar menyatakan bahwa ke depan, perseroan akan terus melanjutkan transformasi dengan memperkuat infrastruktur teknologi agar dapat beroperasi sebagai bank digital secara penuh.

Perseroan juga bakal mengadopsi teknologi terkini dan tentunya berkolaborasi dengan kekuatan ekosistem yang dimiliki oleh BRI Group. Hal ini dibarengi dengan pengelolaan talenta digital terdepan sebagai salah satu aset terpenting perseroan dalam seluruh aktivitas operasionalnya.

“Penting bagi kami untuk terus mengembangkan ekosistem digital kami dengan target pasar gig economy melalui pendekatan komunitas. Kami juga terus melihat peluang-peluang kolaborasi dengan pemain-pemain tekfin yang unggul di industri untuk dapat mendukung penguatan Perseroan sebagai bank digital terbaik di Indonesia,” kata Kaspar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper