Bisnis.com, JAKARTA - Sektor manufaktur, khususnya makanan dan minuman, menjadi primadona dalam portofolio kredit korporasi perbankan pada kuartal I/2022. Empat bank besar di Tanah Air gencar menyalurkan kredit ke sektor manufaktur.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah mengatakan gencarnya arus kredit yang disalurkan ke sektor manufaktur disebabkan beberapa manufaktur memiliki ketahanan terhadap pandemi Covid-19.
Piter menilai meski pandemi Covid-19 sudah mereda, Indonesia masih dihantui oleh ketidakpastian.
“Ditengah kondisi yg masih dipenuhi ketidakpastian, bank harus meminimalkan risiko. Jadi wajar kalau yg dipilih adalah manufaktur makanan minuman,” kata Piter, Rabu (11/5).
Piter memperkirakan tren pembiayaan ke sektor manufaktur masih akan berlanjut hingga akhir tahun karena pandemi belum bisa dipastikan berakhir tahun ini. Risiko di sektor lain, menurutnya, masih tinggi.
Kondisi ekonomi dalam negeri dan global sangat mempengaruhi risiko dan pertimbangan bank dalam menyalurkan kredit. Sektor-sektor yang terdampak oleh perkembangan pandemi dan geopolitik global akan memiliki risiko yang tinggi dan dihindari oleh bank.
Baca Juga
“Untuk mengurangi risiko NPL bank harus meningkatkan studi kelayakan dari usaha yang dibiayai. Meskipun sektornya paling rendah terdampak pandemi tetapi secara individual banyak juga yang mengalami masalah akibat pandemi,” kata Piter.
Sebelumnya, berdasarkan data yang dihimpun Bisnis Indonesia, diketahui PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. menyalurkan kredit sebesar Rp122,6 triliun, tumbuh 10,1 persen year on year/yoy. Sektor manufaktur menguasai 25 persen dari total kredit business banking yang disalurkan oleh BNI.
Dari sisi NPL, posisi NPL sektor manufaktur di BNI adalah 4,9 persen. Sementara itu, PT Bank Centra Asia Tbk. (BCA) mencatat porsi pembiayaan untuk sektor manufaktur sebesar 23,5 persen dari total pembiayaan. Non performing loan (NPL) untuk sektor manufaktur di BCA mencapai 4,4 persen.
Adapun PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. mencatat dari total kredit korporasi sebesar Rp177,6 triliun, diketahui sebanyak 23,9 persen (Rp42,44 triliun) disalurkan ke segmen industri manufaktur.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. mengungkapkan dalam laporannya bahwa sektor manufaktur makanan dan minuman (Mamin) menempati urutan pertama sebagai sektor dengan pertumbuhan kredit terbesar.
Pertumbuhan kredit di sektor manufaktur mamin mencapai Rp6,2 triliun secara tahunan atau tumbuh 22 persen year on year/yoy.