Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Modal BTN (BBTN) Dipastikan Lebih Kuat Usai Terima PMN Rp2,98 Triliun

Modal BTN diyakini bakal lebih kuat setelah menerima suntikan Penyertaan Modal Negara atau PMN senilai Rp2,98 triliun. Dalam 5 tahun ke depan, rasio modal akan dijaga di level 19 persen.
Karyawati PT Bank Tabungan Negara memberikan penjelasan mengenai produk perbankan kepada nasabah di Jakarta, Senin (8/1). Bisnis/Dedi Gunawan
Karyawati PT Bank Tabungan Negara memberikan penjelasan mengenai produk perbankan kepada nasabah di Jakarta, Senin (8/1). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Modal PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. diyakini lebih kuat usai menerima Penyertaan Modal Negara atau PMN senilai Rp2,98 triliun. Suntikan modal tersebut akan ditempuh melalui mekanisme rights issue pada kuartal IV/2022.   

Sebagaimana diketahui, BTN merupakan salah satu perusahaan pelat merah yang akan mendapatkan suntikan modal dari Kementerian BUMN. Langkah ini bertujuan agar rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) bisa mencapai 19 persen.

Per akhir kuartal I/2022, BTN memiliki CAR di level 18,15 persen, naik 39 basis poin secara year-on-year (yoy). Namun, angka ini masih di bawah rata-rata industri perbankan. Selain itu, komponen CAR dari modal tier 1 masih mentok di level 13,23 persen

Wakil Direktur Bank BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan bahwa suntikan modal dari pemerintah akan membuat modal emiten bank berkode saham BBTN ini menguat. Dalam kurun lima tahun, CAR diproyeksi mampu tembus hingga 19 persen.

“Jadi kami dorong itu sampai lima tahun ke depan, CAR bisa kami kelola di level 18 hingga 19 persen,” ujar Nixon saat ditemui di Jakarta, Kamis (7/7/2022).

Dia menyatakan PMN yang akan diterima perseroan melalui mekanisme rights issue tersebut akan digunakan untuk melakukan ekspansi penyediaan rumah sekitar 300.000 unit per tahun. Untuk mewujudkan itu, BTN diperkirakan membutuhkan tambahan modal sebanyak Rp5 triliun.

Dengan mengacu pada pagu PMN sebanyak Rp2,98 triliun, maka nilai penerbitan rights issue diperkirakan mencapai Rp4,96 triliun. Jumlah tersebut mempertahankan porsi kepemilikan pemerintah di BTN sebesar 60 persen, sementara investor publik menggenggam 40 persen.

“Kami sudah hitung, kalau disuruh bangun 300.000 rumah per tahun, baik financing maupun konstruksi, maka kami butuh tambahan modal sampai dengan Rp5 triliun. Sebanyak Rp2,98 triliun dari PMN dan sisanya lewat publik,” papar Nixon.

Di sisi lain, menurut hitungan BTN, setiap penambahan modal sebesar Rp1 triliun akan menghasilkan kemampuan mendorong penyaluran kredit sekitar Rp12 triliun. Alhasil, tambahan PMN diperkirakan bisa meningkatkan kapasitas kredit hingga Rp58,8 triliun, yang sebagian besar akan disalurkan ke sektor properti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper