Bisnis.com, JAKARTA – Pengamat menilai perbankan syariah memiliki peluang untuk memikat hati generasi milenial untuk mengambil pembiayaan kepemilikan rumah atau KPR syariah.
Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut generasi muda sulit membeli rumah lantaran daya beli dan harga properti yang tidak seimbang.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan bank syariah menerapkan sistem marjin dalam pembiayaan kepemilikan rumah, sehingga memungkinkan cicilan tetap hingga lunas. Satu hal ini dinilai merupakan sebuah keuntungan bagi nasabah generasi muda untuk membeli rumah secara syariah.
Akan tetapi untuk membidik milenial dan generasi di bawahnya, bank syariah harus memiliki strategi matang. Umumnya, generasi muda baru mulai berkerja dengan gaji awal yang belum besar, sehingga membutuhkan tenor panjang.
Sebagaimana diketahui, saat ini bank konvensional telah memilki produk KPR milenial dengan tenor 25-30 tahun. Amin mengatakan bila strategi serupa diterapkan oleh bank syariah, nasabah akan memiliki keuntungan berupa besaran cicilan tetap hingga lunas. Sementara itu, bank konvensional yang menawarkan suku bunga floating atau mengikuti pasar menyimpan risiko bila kemudian hari terjadi gejolak ekonomi.
“Kalau mereka [bank syariah] mau memperpanjang tenornya, memberikan kesempatan untuk anak muda untuk membeli rumah. Itu bukan hal yang tidak mungkin,” kata Amin, Sabtu (9/7/2022).
Baca Juga
Adapun mengutip data Otoritas Jasa Keuangan, per Maret 2022, pembiayaan rumah dari bank syariah naik 11,99 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), menjadi Rp103,24 triliun.
Pada periode yang sama KPR bank secara total, baik konvensional maupun syariah tumbuh 10,6 persen yoy, menjadi Rp556,09 triliun. Data industri mencatat pertumbuhan penyaluran KPR dalam tren positif seiring dengan pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Sementara itu, Customer Sentiment Study H2 2021 yang dirilis oleh Rumah.com menunjukan sebanyak 35 persen responden memilih bank syariah untuk membiayai kepemilikan rumah, di atas KPR bank konvensional, yakni 29 persen. Sisanya memilih angsuran langsung ke pengembang sebanyak 17 persen, tunai 16 persen dan KPR nonbank 2 persen.
Alasan paling banyak memilih KPR syariah adalah jumlah cicilan yang tetap (74 persen). Angka ini berada di atas persoalan keyakinan agama, yang tercatat 70 persen.