Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) memproyeksikan transaksi menggunakan kartu ATM atau kartu debit masih akan mengalami peningkatan hingga akhir tahun, meskipun layanan perbankan digital semakin populer.
Senior Vice President (SVP) Bank Mandiri Thomas Wahyudi menyampaikan secara tahunan, transaksi Mandiri Debit per Juni 2022 mengalami peningkatan positif baik dari jumlah transaksi sebesar 10 persen maupun sales volume sebesar 12 persen.
“Transaksi ini masih didominasi transaksi di ATM, namun demikian tren transaksi para merchant online menggunakan Mandiri Debit terus menunjukkan tren positif,” kata Thomas kepada Bisnis, Selasa (26/7/2022).
Sementara itu, Thomas mengungkapkan jumlah kartu debit Mandiri yang beredar per Juni 2022 mencapai 28 juta kartu.
Thomas mengatakan saat ini ATM/CRM masih menjadi salah satu hygiene factor bagi nasabah dalam memilih layanan perbankan dan transaksi keuangan. Dengan demikian, Mandiri Debit masih relatif populer menjadi alat transaksi pilihan nasabah, terutama untuk transaksi tunai dan transaksi di luar negeri.
“Dengan tren yoy Juni 2022 yang positif dan didukung kondisi market retail yang terus membaik pasca pandemi, maka transaksi Mandiri Debit diproyeksikan akan terus meningkat hingga akhir tahun,” tuturnya.
Namun, kata Thomas, seiring dengan maraknya digitalisasi, Bank Mandiri juga terus mendorong penetrasi terhadap channel digital melalui Livin' by Mandiri untuk dapat memudahkan nasabah melakukan transaksi dari mana saja dan kapan saja.
“Inovasi Bank Mandiri terhadap hybrid layanan tunai di ATM melalui Livin' by Mandiri terus ditingkatkan, seperti tarik tunai tanpa kartu yang saat ini sudah dapat dinikmati oleh nasabah di ATM Bank Mandiri,” ujarnya.
Adapun, berdasarkan data Bank Indonesia (BI), transaksi menggunakan kartu ATM dan debit mengalami penurunan per Mei 2022.
Volume transaksi di ATM dan debit turun 6,4 persen yoy dari 626,92 juta menjadi 586,71 juta per Mei 2022. Sementara itu, nilai transaksi juga turun 9,7 persen yoy dari semula Rp669,96 triliun menjadi Rp605,27 triliun.
Meski mengalami penurunan secara nilai dan volume transaksi, jumlah kartu ATM dan debit tumbuh 10,6 persen dibandingkan posisi Mei 2021. Jumlahnya mencapai 234,17 juta, dari sebelumnya 211,78 juta kartu ATM dan debit.
Jika melihat sepanjang tahun lalu, jumlah kartu ATM dan debit mencapai 221,3 juta, inaik 8,4 persen yoy dari tahun 2020 yang mencapai 204,1 juta unit.