Bisnis.com, JAKARTA – Unit usaha syariah (UUS) PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) atau CIMB Niaga Syariah berhasil mencatatkan pertumbuhan dengan total aset yang tumbuh 23 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp58,91 triliun hingga akhir Juni 2022.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di Harian Bisnis Indonesia pada Rabu (27/7/2022), peningkatan total aset UUS CIMB Niaga didorong oleh meningkatnya sejumlah pos-pos aset perseroan.
Pembiayaan berbasis piutang perseroan tumbuh 42 persen yoy dari Rp2,96 triliun menjadi Rp4,19 triliun. Senada, pembiayaan bagi hasil juga naik 27 persen yoy menjadi Rp35,57 triliun, diikuti dengan pembiayaan sewa yang mampu tumbuh 4 persen yoy menjadi Rp540,6 miliar.
Adapun, aset produktif lainnya yang dimiliki UUS CIMB Niaga terpantau melesat hingga 1.530 persen yoy, dari Rp30,05 miliar pada posisi Juni 2021 menjadi Rp489,69 miliar pada periode yang sama tahun ini.
Sementara itu, dana simpanan wadiah juga tumbuh 10 persen yoy menjadi Rp6,69 triliun. Di sisi lain, dana investasi non profit sharing turun tipis sebesar 2 persen yoy menjad Rp30,23 triliun. Dengan demikian, total liabilitas UUS CIMB Niaga naik 23 persen yoy, dari Rp47,94 triliun menjadi Rp58,91 triliun.
Kemudian, UUS CIMB Niaga meraup laba bersih periode berjalan senilai Rp647,722 miliar hingga Juni 2022. Laba tersebut turun 24 persen yoy dari sebelumnya sebesar Rp850,81 miliar.
Selanjutnya, dari sisi rasio keuangan, aset produktif bermasalah terhadap total aset produktif berada di level 0,98 persen, naik dari sebelumnya 0,92 persen.
Lebih lanjut, UUS CIMB Niaga tercatat memiliki rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) di level 1,35 persen (gross) dan 0,45 persen (net), sedangkan financing to deposit ratio (FDR) naik menjadi 113,98 persen per Juni 2022.
Secara keseluruhan, Bank CIMB Niaga dan entitas anak membukukan laba bersih senilai Rp2,56 triliun, atau naik 20,4 persen yoy dari Rp2,13 triliun pada periode Juni 2021.