Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tarik DPK Lebih Besar, Bank Ina (BINA) Siapkan Program Menarik

Bank Ina (BINA) menyiapkan program menarik untuk tarik dana pihak ketiga (DPK) yang lebih besar.
Gedung PT Bank Ina Perdana Tbk/Istimewa
Gedung PT Bank Ina Perdana Tbk/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Ina Perdana Tbk. (BINA) menyiapkan sejumlah strategi untuk menarik lebih banyak dana pihak ketiga (DPK) pada tahun ini.

Direktur Utama Bank Ina Perdana Daniel Budirahayu mengatakan untuk mempertahankan dan menambah DPK di tengah kondisi likuiditas yang makin ketat, perseroan tengah menggalakan tabungan dan mempersiapkan program yang menarik.

“[Program tersebut] harapan kami bisa diluncurkan pada kuartal IV/2022,” kata Daniel kepada Bisnis, Selasa (9/8).

Dalam menghimpun likuiditas, lanjut Daniel, perusahaan masih berfokus pada penghimpunan likuiditas dengan cara organik. Perusahaan belum berencana untuk mencari jalur alternatif dalam menghimpun likuiditas, misalnya dengan obligasi ataupun rights issue.

Selain itu, kata Daniel, Bank Ina belum ada rencana menaikkan suku bunga pinjaman karena likuiditas masih tinggi. Posisi rasio pinjaman terhadap simpanan (loan to deposits ratio/LDR) pada Juni dan Juli 2022 berada pada di level 43 persen dan 44,77 persen.

Sebelumnya, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyebut beberapa bank berpotensi menaikkan suku bunga rupiah dan suku bunga valuta asing (valas) untuk memenuhi kebutuhan likuiditas.

LPS memantau rata-rata tingkat bunga deposito rupiah (22 moving daily average) seluruh bank LPS pada akhir Juni 2022 stabil di level 3,09 persen. Sementara itu, suku bunga maksimum turun 2 bps ke level 3,66 persen, sedangkan suku minimum naik 1 bps ke level 2,53 persen.

Adapun hingga Juni 2022, suku bunga seluruh bank untuk valas mulai menunjukkan kenaikan dipengaruhi kenaikan suku bunga offshore dan suku bunga operasi moneter. LPS menyampaikan suku bunga maksimum naik 7 bps ke level 0,64 persen.

Di sisi lain, suku bunga minimum dan rata-rata seluruh bank valas masing-masing naik 4 bps dan 5 bps ke level 0,39 persen dan 0,51 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper