Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jangan Panik, Investasi Saham Bank of India (BSWD) Mendadak Minus Pagi Ini Karena Harga Teoritis

Saham PT Bank of India Indonesia Tbk. (BSWD) masih disuspensi sehingga harga teoretis saham BSWD membuat nilai portofolio investor seperti minus.
Logo Bank of India Indonesia./annual report
Logo Bank of India Indonesia./annual report

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank of India Indonesia Tbk. (BSWD) mengumumkan harga teoretis saham BSWD dalam rangka penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue sebesar Rp1.375 per saham.

Penetapan ini di bawah harga saham BSWD sebelum suspensi dilakukan oleh Bursa Efek Indonesia pada Februari 2018 lalu yang berada pada level Rp1.750 per saham. Atau portofolio investasinya mengalami dilusi 27,27 persen.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (29/8/2022), manajemen BSWD mengumumkan harga teoretis saham BSWD untuk pedoman tawar-menawar dan penghitungan Indeks Harga Saham Individual di harga Rp1.375 atau disesuaikan dengan fraksi harga menjadi Rp1.375 per saham.

Harga tersebut berlaku mulai perdagangan di pasar reguler dan pasar negosiasi pada hari ini, Selasa (30/8/2022).

Sebagaimana diketahui, dalam prospektus ringkas penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu IV (PMHMETD IV) yang terbit pada Senin (22/8/2022), emiten bersandi saham BSWD itu akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 1,38 miliar saham baru atau 50 persen dari modal ditempatkan disetor penuh setelah PMHMETD IV dengan nilai nominal Rp200 per saham.

Manajemen BSWD menjelaskan setiap pemilik 1 saham lama yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham (DPS) perseroan pada 31 Agustus 2022, akan memperoleh 1 HMETD dengan harga pelaksanaan sebesar Rp1.000 per saham.

Dengan demikian, jumlah dana yang akan diterima Bank of India Indonesia dari aksi korporasi ini adalah sebanyak-banyaknya Rp1,38 triliun.

Manajemen mengungkapkan seluruh dana rights issue ini akan dipergunakan untuk meningkatkan aset produktif, antara lain pada dasarnya dengan cara meningkatkan penyaluran kredit dan penempatan pada surat berharga pemerintah.

Selain itu, dana tersebut digunakan dalam rangka pemenuhan ketentuan yang tertera pada POJK No. 12/POJK.03/2020 tentang konsolidasi bank umum.

“Di mana bank wajib memenuhi ketentuan modal inti minimum, yaitu sebesar Rp2 triliun pada akhir Desember 2021,” tambahnya.

Mengutip dari laporan keuangan Bank of India Indonesia, perseroan memiliki modal inti atau tier 1 sebesar Rp2,01 triliun per 30 Juni 2022. Tier 1 BSWD tumbuh 92,2 persen yoy dari Rp1,04 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Lebih lanjut, rights issue BSWD berlangsung pada 2 – 8 September 2022 sebagai periode perdagangan dan pelaksanaan HMETD. Artinya, 8 September 2022 merupakan tanggal terakhir pelaksanaan atau HMETD yang tidak dilaksanakan sampai dengan tanggal tersebut menjadi tidak berlaku lagi.

Dalam aksi ini, Bank of India (BOI) sebagai pemegang saham utama sekaligus pemegang saham pengendali (PSP) yang menggenggam 76 persen, memiliki hak untuk memperoleh 1,05 miliar HMETD. Adapun, BOI menyatakan memiliki dana sebesar Rp1 triliun untuk mengambil sebagian hak yang dimilikinya yaitu sebanyak 1 miliar HMETD yang diterbitkan BSWD dalam rangka PMHMETD IV.

“Dan terhadap sisa HMETD yang dimiliki BOI [Bank of India], yaitu sebanyak 55,48 juta tidak akan diambil bagian dan dilaksanakan oleh BOI serta tidak akan dialihkan oleh BOI kepada pihak lain,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper