Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) membeli aset berupa tanah dan bangunan milik PT Anpa International senilai Rp755 miliar di Jalan Medan Merdeka Selatan No.17 Kelurahan Gambir, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, DKI Jakarta.
Bangunan tersebut diketahui adalah gedung perkantoran Wisma Antara, yang berada di dekat Monumen Nasional, Kementerian BUMN, dan Bank Indonesia.
Sekretaris Perusahaan BSI Gunawan Arief Hartoyo mengatakan bahwa nilai transaksi tersebut adalah harga sebelum pajak yang terkait dengan transaksi pembelian tanah dan bangunan. Adapun, transaksi tersebut dilakukan pada 19 September 2022. “Sumber pendanaan untuk pembelian aset tanah dan bangunan berasal dari modal [equity],” jelas Gunawan dalam keterbukaan informasi, Selasa (20/9/2022).
Gunawan menjelaskan bahwa tanah dan bangunan tersebut terletak di Jalan Medan Merdeka Selatan No.17 Kelurahan Gambir, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, DKI Jakarta.
“Dengan dilakukannya transaksi ini, perseroan akan memiliki tanah dan bangunan di lokasi yang strategis yang akan mendukung kegiatan perseroan,” terangnya.
Saat ini kantor pusat BSI berada di The Tower, Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Gedung ini dikembangkan oleh PT Alfa Goldland Realty yang merupakan bagian dari perusahaan pengembang raksasa di Indonesia, Alam Sutera Group.
Baca Juga
Adapun sepanjang 6 bulan pertama di tahun ini, emiten bersandi saham BRIS itu tercatat memiliki total aset sebesar Rp277,34 triliun atau tumbuh 12,46 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dengan ekuitas mencapai Rp26,5 triliun.
Dari sisi profit, BSI mampu membukukan pertumbuhan laba bersih mencapai double digit sebesar 41,31 persen yoy menjadi Rp2,13 triliun, di tengah kondisi perekonomian yang menantang akibat gejolak ekonomi global.
Selain itu, kinerja perseroan juga didukung oleh kepercayaan masyarakat melalui penempatan dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh 13,07 persen mencapai Rp 244,66 triliun dengan proporsi DPK didominasi oleh tabungan wadiah, giro, dan deposito.
Di samping itu, pembiayaan BSI secara keseluruhan mencapai Rp191,29 triliun atau tumbuh 18,55 persen. Secara terperinci, pembiayaan mikro tumbuh 31,13 persen, pembiayaan konsumer naik 21,66 persen, pembiayaan wholesale tumbuh 20,34 persen, pembiayaan kartu tumbuh 22,87 persen, serta gadai emas yang tumbuh 20,07 persen.