Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Senasib dengan Bank Jago (ARTO), Rasio Likuiditas Allo Bank (BBHI) Sangat Tinggi

Rasio likuiditas Allo Bank yang sangat tinggi menggambarkan kredit yang disalurkan BBHI jauh lebih besar dibandingkan dengan DPK yang berhasil dihimpun.
Nasabah melakukan transaksi melalui aplikasi Allo Bank di Jakarta, Selasa (4/1/2022). /Bisnis-Fanny Kusumawardhani
Nasabah melakukan transaksi melalui aplikasi Allo Bank di Jakarta, Selasa (4/1/2022). /Bisnis-Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — PT Allo Bank Indonesia Tbk. atau BBHI gencar menyalurkan kredit hingga Agustus 2022. Belum genap 1 tahun rebranding, bank digital dalam ekosistem CT Corp telah menyalurkan kredit sebesar Rp7,12 triliun melesat 344,75 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. 

Jumlah kredit yang disalurkan BBHI jauh lebih tinggi dibandingkan dengan DPK yang berhasil dihimpun. DPK Allo Bank mencapai sebesar Rp3,96 triliun per Agustus 2022. tumbuh 130,62 persen yoy.

Adapun per Juni 2022, rasio LDR bank digital besutan Chairul Tanjung ini sebesar 210,43 persen. Bila dibandingkan dengan posisi Juni 2021, LDR bank naik hingga lebih dari 4 kali lipat.

Berkaca pada posisi Agustus 2022, pertumbuhan kredit bank masih jauh di atas DPK. Artinya posisi LDR masih dua kali di atas industri. 

Dengan kondisi keuangan bank tersebut, saat ini bank menyalurkan kredit dari modal. Per Juni 2022, rasio kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) atau CAR bank terbilang tinggi, yakni 85,19 persen.  

Sebelumnya, saat memperkenalkan Allo Bank, Chairman CT Corp Chairul Tanjung mengatakan pada tahap awal, Allo Bank belum akan fokus pada fee based income. Alasannya, segala aktivitas, mulai dari pendaftaran hingga uang  administrasi bulanan, masih bersifat gratis. Kecuali untuk layanan paylater, perusahaan kemungkinan juga akan menarik fee based income. 

Dengan strategi tersebut, Chairul optimistis pertumbuhan kredit di Allo Bank tumbuh signifikan. “Jadi insya allah pertumbuhan kredit kami akan signifikan. Kami menargetkan hingga akhir tahun 2022 bisa mencapai antara Rp8 triliun–Rp10 triliun,” kata Chairul di Jakarta, pada Mei 2022.  

Sementara itu Direktur Utama Allo Bank Indra Utoyo mengatakan dalam penyaluran kredit Allo Bank akan menyasar ekosistem CT Corp terlebih dahulu yaitu kredit konsumer dan ritel. 

Perusahaan juga akan berkolaborasi dengan perusahaan finansial dan nonfinansial dalam mendorong penyaluran kredit. 

Indra mengatakan sebagai bagian dari perusahaan teknologi, Allo Bank juga akan fokus dalam mengembangkan kapabilitas baik dari sisi sumber daya manusia hingga big data. 

Dengan data yang dimiliki, Indra melihat perusahaan dapat menghadirkan layanan yang terkustomisasi sehingga bisa makin dekat dengan pelanggan. 

“Ini kan berkembangnya dengan ekosistem sehingga kami dapat beradaptasi dengan cepat dan efisien bekerja sama dengan mitra-mitra,” kata Indra. 

Selain pertumbuhan kredit yang melesat, bunga bersih yang dibukukan Allo Bank pada Agustus 2022 tumbuh 265,59 persen yoy menjadi Rp340 miliar. 

Beban operasional sebesar Rp94 miliar, tumbuh 108,8 persen yoy. Sejumlah pencapaian yang dibukukan Allo Bank tersebut, membuat laba tahun berjalan yang dibukukan perseroan sebesar Rp186 miliar, tumbuh 313,33 persen yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper