Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank JTrust Indonesia Tbk. (BCIC) mencatatkan laba bersih sebesar Rp85,06 miliar pada kuartal III/2022. Pada periode yang sama tahun lalu, bank masih melaporkan rugi bersih Rp337,94 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan, laba bersih yang didapatkan Bank JTrust Indonesia didorong oleh kenaikan pendapatan bunga 61,45 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp723,47 miliar per September 2021 menjadi Rp1,16 triliun per September 2022.
Sedangkan, beban bunga Bank JTrust Indonesia hanya naik 7,69 persen yoy dari Rp668,99 miliar per kuartal III/2021 menjadi Rp720,45 miliar per kuartal III/2022. Dengan begitu, Bank JTrust Indonesia berhasil meraup pendapatan bunga bersih Rp447,60 miliar.
Bank juga mencatatkan rasio profitabilitas yang moncer, seperti tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) mencapai 0,44 persen. Kemudian, tingkat pengembalian modal (return on equity/ROE) menjadi 4,84 persen.
“Kondisi fundamental bank tetap solid dimana kinerja bank semakin meningkat seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian nasional,” kata Direktur Utama J Trust Bank, Ritsuo Fukadai dikutip Bisnis berdasarkan keterangan tertulis pada Selasa (1/11/2022).
Bank juga mencatatkan peningkatan aset dari Rp21,31 triliun pada September 2021 menjadi Rp30,06 triliun pada September 2022.
Terkait mesin kredit, Bank JTrust Indonesia mencatatkan pertumbuhan 75,79 persen yoy menjadi Rp17,60 triliun. “Ekspansi kredit secara selektif dengan prinsip kehati-hatian,” kata Ritsuo.
Dari sisi penghimpunan, Bank JTrust Indonesia mencatatkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) menjadi Rp23,57 triliun.
Bank juga mencatatkan peningkatan modal inti dari Rp1,11 triliun pada September 2021 menjadi Rp2,76 triliun pada September 2022. Dengan begitu, perseroan semakin dekat dengan pemenuhan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memiliki modal inti setidaknya Rp3 triliun pada akhir 2022.
Menurut manajemen, penambahan setoran modal dari pemegang saham pengendali bank pada September 2022 telah memperkuat posisi modal inti. “JTrust optimis dapat memenuhi ketentuan modal inti minimum Rp3 triliun,” ungkap Ritsuo.