Bisnis.com, JAKARTA - Perekonomian dalam negeri yang diperkirakan masih bertumbuh membuat Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga Bank Indonesia yakin laju kredit perbankan dapat tumbuh digit ganda pada 2023.
Anggota Dewan Komisioner LPS Didik Madiyono mengatakan proyeksi pertumbuhan itu sejalan dengan ramalan Bank Indonesia (BI) yang mematok kredit naik 10 - 12 persen year-on-year (yoy) pada 2023.
“Sejalan dengan BI pertumbuhan kredit 2023 sekitar 10 hingga 12 persen,” tutur Didik usai konferensi pers di Bali, Rabu (9/11/2022).
Menurutnya naiknya proyeksi kredit tersebut tak lepas dari perekonomian yang diperkirakan masih bertumbuh pada tahun depan. Bank juga masih memiliki likuiditas yang cukup untuk mendorong penyaluran kredit.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry meramalkan kinerja kredit perbankan tetap tumbuh pada 2023 meski risiko resesi global menghantui.
Perry Warjiyo dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), pekan lalu, mengatakan dengan segala indikator ekonomi yang terus membaik, laju penyaluran kredit perbankan dapat terus bertumbuh sekitar 10 – 12 persen.
Baca Juga
Adapun hingga akhir tahun ini, Perry meramalkan penyaluran kredit tembus di kisaran 9 – 11 persen.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar juga menyerukan optimisme serupa. Dia menilai bahwa kredit perbankan pada 2023 dapat tumbuh 1,5 kali dari pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB.
Proyeksi tersebut, kata Mahendra, menggunakan pola yang biasanya digunakan untuk menghitung pertumbuhan fungsi intermediasi. “Tentu dinamikanya akan kami cermati. Sejalan dengan itu, pertumbuhan DPK [dana pihak ketiga] akan tetap berjalan.
Berdasarkan data OJK, pertumbuhan kredit perbankan pada September 2022 tumbuh sebesar 11 persen. Perolehan ini didorong kredit modal kerja dan korporasi yang naik 12,26 dan 12.97 persen yoy.
Di sisi lain, penghimpunan dana masyarakat di perbankan atau dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 6,77 persen yoy. Kenaikan ini didorong oleh simpanan giro dan tabungan yang masing-masing bertumbuh sebesar 13,52 dan 10,05 persen yoy.
Pertumbuhan DPK juga diikuti dengan likuiditas perbankan yang masih memadai. Rasio alat likuid terhadap non-core deposit (AL/NCD) berada di level 121,62 persen dan alat likuid terhadap DPK (AL/DPK) bercokol di posisi 27,35 persen.