Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Robot Trading Jadi Biang Kerok, Satgas OJK: Kerugian Investasi Bodong Tembus Rp109 Triliun

Secara akumulai kerugian investasi bodong dalam 5 tahun terakhir totalnya menjadi Rp123,5 triliun. Sedangkan sepanjang tahun berjalan tembus Rp109 triliun.
Ketua Satgas Waspada Investasi OJK Tongam L. Tobing dalam sosialisasi di IPB, Senin (21/11/2022)./Bisnis - Wibi Pangestu Pratama
Ketua Satgas Waspada Investasi OJK Tongam L. Tobing dalam sosialisasi di IPB, Senin (21/11/2022)./Bisnis - Wibi Pangestu Pratama

Bisnis.com, BOGOR — Kerugian masyarkat akibat investasi bodong mencapai Rp109,67 triliun sepanjang tahun berjalan. Kerugian jumbo  sebagian besar berasal dari praktik robot trading. Angka itu meningkat pesat dari tahun lalu.

Dengan asumsi Kementerian Keuangan membangun satu sekolah dasar (SD) sebesar Rp2,9 miliar, maka kerugian ini setara dengan membangun 44.713 gedung SD. 

Besarnya jumlah kerugian akibat investasi bodong ini disampaikan oleh Kepala Departemen Penyidikan Sektor Jasa Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tongam Lumban Tobing dalam sosialisasi mengenai waspada investasi dan pinjol ilegal di kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) Dramaga, Bogor.

Tongam yang merupakan Ketua Satgas Wapada Investasi (SWI) menjelaskan bahwa kerugian masyarakat akibat investasi bodong terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2018 jumlahnya Rp1,4 triliun dan 2019 menjadi Rp4 triliun.

Jumlah itu meningkat pada 2020 menjadi Rp5,9 triliun. Sejalan dengan adanya pandemi Covid-19, jumlah kerugian pada 2021 menurun menjadi Rp2,54 triliun.

Pada 2022 atau sepanjang tahun berjalan jumlah kerugian dari investasi bodong melonjak hampir 44 kali lipat dari 2021.

“Pada 2022 kerugiannya [akibat investasi bodong] menjadi Rp109,67 triliun. Dalam 5 tahun terakhir totalnya menjadi Rp123,5 triliun,” ujar Tongam di Bogor, Senin (21/11/2022).

Dari besarnya kerugian ini, dia menyebut bahwa pemicu utamanya adalah robot trading. Maraknya penawaran investasi robot trading dengan iming-iming keuntungan besar dan cepat justru malah menimbulkan kerugian sangat tinggi.

Tongam menyebut bahwa banyak mahasiswa yang ikut investasi di platform robot trading. Oleh karena itu, dia melakukan sosialisasi di hadapan para mahasiswa IPB.

Dia pun menyatakan bahwa meningkatnya jumlah kerugian akibat investasi bodong sejalan dengan kondisi perekonomian yang sudah pulih. Masyarakat mulai memiliki tambahan penghasilan atau uang pegangan, sehingga kerap mencari keuntungan dari berbagai platform.

“Jangan terjebak. Pokoknya cirinya selalu menjanjikan sesuatu yang cepat, keuntungan cepat, cepat kaya,” kata Tongam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper