Bisnis.com, JAKARTA –Harga saham sejumlah bank digital seperti PT Bank Jago Tbk. (ARTO) hingga PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) naik pada perdagangan hari ini (13/12/2022) setelah pekan sebelumnya jeblok.
Berdasarkan data dari RTI Business, Selasa (13/12/2022) menjelang penutupan pasar, harga saham ARTO melonjak 24,85 persen ke level Rp4.120. Begitu juga dengan BBHI yang naik 5,90 persen ke level Rp1.885.
Bank digital lainnya seperti PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) juga mencatatkan kenaikan harga 5,19 persen ke level Rp710. Lalu, PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO) naik 2,76 persen ke level Rp456.
Associate Director Pilarmas Investindo Maximilianus Nicodemus mengatakan peningkatan harga saham bank digital itu karena adanya data inflasi Amerika Serikat yang akan keluar nanti malam. Diperkirakan, inflasi Amerika Serikat mengalami penurunan.
"Tentu hal ini akan menjadi sentimen positif bagi pelaku pasar dan investor, khususnya dalam menanti pertemuan tingkat suku bunga The Fed. Hal ini yang memberikan ruang penguatan bagi saham-saham bank digital," ungkap Nico kepada Bisnis pada Selasa (13/12/2022).
Meski begitu, tren penguatan harga saham bank digital ini perlu dicermati dan diamati pada setiap data ekonomi yang masuk. Sebab, data ekonomi akan memberikan arah selanjutnya bagi pasar.
Baca Juga
Ia mengatakan bahwa prospek saham bank digital masih positif untuk jangka panjang dan jangka pendek. Namun, dalam jangka pendek, saham bank digital ini akan terpengaruh oleh data ekonomi yang akan hadir.
Di sisi lain, harga saham bank digital ini sempat anjlok sepekan lalu. Harga saham ARTO misalnya turun 15,95 persen selama sepekan, 5-9 Desember 2022. Saham Bank Jago ini juga masuk dalam jajaran 10 besar top losers selama perdagangan pekan lalu. Harga saham BBHI juga turun 10,29 persen pada perdagangan pekan lalu.
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan bahwa ada banyak faktor fundamental yang menyebabkan penurunan harga saham emiten bank digital. Pada kasus Bank Jago, harga saham bank digital itu turun bersamaan dengan melorotnya saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO).
"Kecenderungan mereka [Bank Jago dan GOTO] sangat mirip. Kita sudah tahu GOTO memiliki 21,40 persen dari jumlah saham ARTO melalui GoPay [PT Dompet Anak Bangsa]. Jadi, karena saham GOTO anjlok, itu juga menyebabkan keanjlokan harga saham ARTO," ungkap Arjun kepada Bisnis pada pekan lalu (9/12/2022).
Faktor kedua adalah koreksi karena saham bank digital yang masih over valued. Faktor ketiga, turunnya harga saham bank digital ini terjadi seiring dengan tren suku bunga acuan yang tinggi.