Bisnis.com, JAKARTA — PT BCA Finance menargetkan penyaluran pembiayaan pada tahun ini mencapai Rp30,7 triliun, mendekati level sebelum pandemi Covid-19 pada 2019 sebesar Rp33,2 triliun, seiring dengan ekonomi dalam negeri yang diperkirakan masih akan tetap tumbuh.
Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim mengatakan bahwa perusahaan tahun ini menargetkan pembiayaan baru (booking) mencapai Rp30,7 triliun, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2021 sebesar Rp24,4 triliun. Optimisme ini tentunya didukung oleh sejumlah strategi yang telah disiapkan oleh perusahaan pada tahun ini.
“Kami menargetkan penyaluran pembiayaan baru pada tahun ini bisa mencapai Rp30,7 triliun. Kami melihat untuk mencapai target ini, BCA Finance sejauh ini masih on track untuk mencapai target 100 persen,” ujar Roni kepada Bisnis, Sabtu (17/12/2022).
Adapun, strategi yang digunakan oleh BCA Finance, kata Roni, perusahaan fokus pada bunga murah dan juga down payment (DP) Rendah. Perusahaan memandang bahwa segmen tersebut memiliki minat yang tinggi di kalangan masyarakata.
“Kami sekarang fokus di bunga murah dan juga DP rendah. Karena itu adalah 2 fitur yang sangat dicari oleh konsumen pembeli mobil. Ada yg butuh bunga yang murah, ada juga segmen yang butuh DP kecil untuk pembelian mobil,” ujar Roni.
Terkait target penyaluran pembiayaan pada tahun depan, Roni menyampaikan bahwa BCA Finance akan menargetkan pertumbuhan dibandingkan dengan pada tahun 2022 meskipun di tengah tantangan ekonomi yang akan melanda pada tahun 2023.
Baca Juga
Sebagai informasi, BCA Finance mencatatkan peningkatan total aset dan laba bersih sepanjang semester I/2022. Total aset BCA Finance tercatat tumbuh 2,9 persen (year-to-date/ytd) menjadi Rp8,52 triliun dari sebelumnya Rp8,37 triliun per Desember 2021. Komponen piutang pembiayaan konsumen menjadi kontributor utama pertumbuhan, naik dari Rp6,77 triliun pada akhir 2021 menjadi Rp7,35 triliun per Juni 2022.
Sementara laba bersih leasing anak usaha PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) ini mencapai Rp852,6 miliar per Juni 2022, tercatat tumbuh 6 persen (yoy) ketimbang periode sama tahun sebelumnya senilai Rp804,14 miliar.
Kinerja laba tampak terdorong oleh pertumbuhan total pendapatan dari Rp1,66 triliun per Juni 2021 menjadi Rp1,71 triliun per Juni 2022. Komponen penyumbang pertumbuhan, terutama merupakan kontribusi pendapatan pembiayaan konsumen, serta denda dan pendapatan lain-lain.