Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Intip Siasat BCA (BBCA) hingga BRI (BBRI) Dorong Pendapatan Nonbunga Bank Tahun Depan

Pendapatan nonbunga akan menjaga profitabilitas bank di tengah gejolak perekonomian.
Mobile banking/istimewa
Mobile banking/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah perbankan seperti PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BBRI menyiapkan strategi dalam mendongkrak pendapatan nonbunga pada tahun depan seiring dengan tren kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).

Executive Vice President Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan BCA berharap pertumbuhan pendapatan selain bunga itu masih tetap solid tahun depan. Ini sejalan dengan pemulihan aktivitas perekonomian.

Dalam mendorong kinerja pendapatan nonbunga tahun depan, BCA akan terus memperkuat ekosistem finansial serta menyempurnakan infrastruktur teknologi informasi yang dimiliki.

"BCA juga akan mendukung keandalan dan keamanan berbagai layanan transaksi perbankan digital, sehingga diharapkan dapat meningkatkan volume transaksi digital perbankan dan mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan," kata Hera kepada Bisnis pada Rabu (28/12/2022).

Selama sembilan bulan pertama 2022, BCA telah membukukan pendapatan nonbunga sebesar Rp16,7 triliun, tumbuh 7,8 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Pertumbuhan pendapatan nonbunga itu ditopang oleh kenaikan pendapatan berbasis komisi atau fee based income 15,2 persen yoy menjadi Rp12,3 triliun.

"Solidnya pertumbuhan pendapatan fee based income sejalan dengan jumlah transaksi yang terus meningkat, termasuk transaksi perbankan digital," kata Hera.

Dalam sembilan bulan pertama 2022, frekuensi transaksi QRIS misalnya mencapai 126,5 juta transaksi, meningkat 436 persen yoy. Lalu, frekuensi transaksi virtual account di BCA naik 52 persen yoy.

Begitu juga dengan BRI. Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan bahwa pada tahun depan, salah satu perolehan pendapatan nonbunga mereka yakni fee based income ditargetkan tumbuh dobel digit.

BRI pun telah menyiapkan strategi guna mencapai target tersebut. "BRI mengembangkan bisnis berbasis ekosistem baik di segmen mikro, kecil, menengah, dan korporasi untuk menangkap potensi CASA [current account and saving account] dan perolehan fee income," kata Aestika kepada Bisnis pada Rabu (28/12/2022).

BRI juga akan mendorong transaksi keuangan di produk ritel dan wealth management. Kemudian, BRI menjalankan optimalisasi sinergi BRI Group untuk cross selling product dan peningkatan kontribusi fee income.

Lalu, BRI akan terus meningkatkan produktivitas Agen BRILink. Layanan ini telah memberikan fee income kepada BRI sebesar Rp1,05 triliun per September 2022.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) juga akan menggenjot pendapatan nonbunga pada tahub depan. Corporate Secretary Bank Mandiri, Rudi As Aturridha mengatakan bahwa perseoran optimis pendapatan nonbunga tetap tumbuh. "Hal ini juga sejalan dengan tren digitalisasi di masyarakat yang terus meluas," ungkap Rudi.

BMRI mencatatkan pendapatan nonbunga per Oktober 2022 Rp22,0 triliun. Sementara, fee based income yang dihasilkan oleh platform digital Livin' by Mandiri dan Kopra by Mandiri masing-masing menyumbang pertumbuhan sebesar 20,70 persen yoy dan 12,17 persen yoy.

"Pencapaian tersebut sejalan dengan penerapan strategi Bank Mandiri untuk terus mendorong pertumbuhan fee based income khususnya yang bersifat recurring dari transaksi digital," ungkap Rudi.

Upaya mendorong pendapatan nonbunga perbankan dilakukan di tengah tren suku bunga acuan BI yang tinggi.

Diketahui, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 21–22 Desember 2022 telah menaikan suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 5,50 persen. Besaran peningkatan itu juga terjadi pada suku bunga deposit facility yang menjadi 4,75 persen dan suku bunga lending facility 6,25 persen.

Kenaikan suku bunga acuan itu menjadi yang kelima kalinya ditetapkan Bank Indonesia sejak Agustus 2022 secara beruntun hingga bulan ini.

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan bahwa di tengah tren suku bunga acuan BI yang tinggi, pendapatan nonbunga merupakan pendapatan alternatif yang bisa dimanfaatkan oleh bank.

"Saya melihat ada alternatif lain pendapatan bank yang tidak hanya memanfaatkan kualitas aset produktifnya dari pinjaman. Bank-bank terutama yang besar bergeser mencari pendapatan dari transactional banking," ujarnya.

Menurutnya, pendapatan bank dari bisnis nonbunga akan lebih menarik ke depan sebagai alternatif karena biayanya bisa lebih terkontrol.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper