Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CIMB Finance Incar Tumbuh 20 Persen pada 2023, Begini Strateginya

CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) menargetkan pertumbuhan 20 persen pada 2023 ini.
Karyawan melayani nasabah di kantor PT CIMB Niaga Auto Finance di Tangerang Selatan, Banten. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melayani nasabah di kantor PT CIMB Niaga Auto Finance di Tangerang Selatan, Banten. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA— PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) menargetkan pertumbuhan hingga 20 persen hingga akhir 2023 nanti.

Presiden Direktur CIMB Niaga Finance, Ristiawan Suherman pun menyebutkan pihaknya telah memiliki berbagai strategi untuk mencapai target tersebut. Salah satunya, pada pembiayaan kendaraan pihaknya akan mengalami perubahan komposisi. Di mana untuk tahun ini, CNAF akan fokus pada pembiayaan mobil bekas

“Pembiayaan masih fokus terhadap kendaraan, pembiayaan kendaraan dan Refinancing [pembiayaan kembali] mungkin sedikit untuk haji. Kami akan coba lagi untuk haji,” kata Ristiawan ditemui di Financial Hall Gedung Graha CIMB Niaga, Jakarta Selatan, Selasa (10/1/2023).

Dia menyebutkan, perubahan strategi ke mobil bekas ini seiring kondisi geopolitik perang antara Rusia dan Ukraina menyebabkan langkanya ketersediaan unit mobil baru karena krisis microchip.

“Kita sama-sama tahu bahwa microchip yang menjadi problem untuk distribusi atau penyediaan mobil baru dikarenakan geopolitik perang antara Rusia dan Ukraina.  Untuk memitigasi hal tersebut kami akan meningkatkan kembali pembiayaan mobil bekas dan pembiayaan refinancing,” papar Ristiawan.

Ristiawan menjelaskan mobil bekas selain memiliki market yang besar, juga menawarkan laba yang baik. "Mobil bekas dan refinancing mempunyai margin yang cukup bagus dibandingkan dengan mobil baru, jadi berbagai macam strategi tersebut untuk kami  memitigasi apa yang akan terjadi di 2023,” ungkapnya.

Dia tidak mengungkapkan kinerja hingga akhir 2022. Meski demikian per semester I/2022,  CNAF telah mencatatkan pembiayaan baru sebesar Rp4,5 triliun. Dari jumlah pembiayaan baru ini, akad syariah mendominasi yakni mencapai 62 persen dari total. Perusahaan juga tercatat memiliki rasio pembiayaan bermasalah atau NPF (non performing financing) sebesar 0,89 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper