Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham BBRI Lesu Bareng IHSG setelah Lewat Cum Dividen Rp8,6 Triliun

Saham BBRI melemah setelah lewat masa cum dividen, di samping aksi jual terhadap saham big cap yang menekan IHSG.
Saham BBRI melemah setelah lewat masa cum dividen, di samping aksi jual terhadap saham big cap yang menekan IHSG. Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Saham BBRI melemah setelah lewat masa cum dividen, di samping aksi jual terhadap saham big cap yang menekan IHSG. Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) turun setelah lewatnya pembagian hak dividen interim cumulative date kemarin, Senin (9/1/2023).

Pada perdagangan Selasa (10/1/2023) sesi I, saham BBRI anjlok 3,27 persen atau 150 poin menjadi Rp4.440. Saham BBRI menjadi yang paling banyak diperdagangkan pagi ini dengan nilai transaksi Rp555,1 miliar.

Saham BBRI melemah bersama bank jumbo lainnya, seperti BMRI yang anjlok 4,63 persen dan BBCA 2,66 persen. Kejatuhan saham big cap turut mendorong indeks harga saham gabungan (IHSG) turun 1,52 persen menuju 6.586,82. 

Sebagai informasi, BRI akan membagikan dividen interim ke pemegang saham BBRIsebesar Rp8,63 triliun atau Rp57 per saham.

Dari total nilai tersebut, dividen interim sebesar maksimal Rp4,59 triliun disetorkan kepada pemerintah dan selebihnya sebesar kurang lebih Rp4,04 triliun akan dibagikan kepada publik.

Dividen interim merupakan dividen sementara yang dibayarkan kepada pemegang saham sebelum ditetapkannya penggunaan laba tahunan perseroan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Sementara itu, manajemen BBRI masih berkomitmen membagikan dividen tunai, setelah pembagian dividen interim. Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengungkapkan bahwa saat ini kinerja BRI dalam kondisi sehat, baik dari sisi permodalan maupun likuiditas serta kualitas aset.

Jadi angin segar bagi calon investor yang terlewat mendapat hak dividen interim, Aestika melanjutkan, BBRI juga optimis dapat menjaga kinerja positif ke depan hingga pembagian dividen tunai tahun buku 2022 dapat berlangsung optimal.

"Optimisme tersebut didukung empat faktor utama sebagai syarat pertumbuhan yang berkelanjutan, diantaranya yakni sumber pertumbuhan baru melalui integrasi holding ultra mikro, permodalan yang kuat, likuiditas yang ample serta kualitas pertumbuhan yang ditopang oleh stabilitas NPL dan LAR," pungkas Aestika kepada Bisnis, Senin (9/1/2023).

Dia juga menjelaskan, kekuatan permodalan perseroan tercermin dari CAR BRI secara konsolidasi berada di level 26,14 persen dengan NPL dan LAR sebesar 2,09 persen dan 19,28 persen.

"Oleh karenanya dan dengan sumber pertumbuhan baru yang terus diciptakan, saat ini BRI memiliki potensi untuk terus memberikan dividen yang optimal bagi pemegang saham. Hal tersebut dimulai dengan menetapkan 85 persen dividend payout ratio di tahun 2022 atas laba tahun 2021," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Alifian Asmaaysi
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper