Bisnis.com, JAKARTA— PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) merespons secara positif rapor biru penjualan mobil pada 2022.
Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman menilai pertumbuhan ekonomi tahun lalu menjadi salah satu faktornya. Adapun pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2-22 mencapai 5,72 persen.
“Itu sangat menunjang terhadap penjualan mobil baru, ini tercermin dari data pertumbuhan penjualan unit yang tumbuh 17,4 persen atau 1 juta unit lebih,” kata Ristiawan saat dihubungi Bisnis, Kamis (12/1/2023).
Sementara itu, Ristiawan menilai bahwa kondisi tersebut berpotensi menurun di tengah kondisi geopolitik yang berdampak terhadap makro ekonomi pada 2023. Hal tersebut terkonfirmasi dari proyeksi berbagai lembaga independen.
Salah satunya World Bank atau Bank Dunia yang memprediksi pertumbuhan ekonomi yang lebih kecil dari tahun 2022 yaitu dikisaran 5,2 persen. “Ini akan cukup menantang,” imbuh Ristiawan.
Kendati demikian, Ristiawan tetap optimis bahwa Indonesia mampu menghadapi tantangan tersebut. Mengingat, lanjut dia, kinerja pemerintah RI yang selalu berhasil dalam mengatasi berbagai macam permasalahan termasuk pandemi Covid-19.
Baca Juga
Pihaknya pun yakin makro ekonomi di Indonesia akan bisa terjaga dengan baik, sehingga dampak penjualan mobil dapat dijaga. Dia menilai apabila terjadi penurunan pun tidak akan lebih dari 5 persen.
“CNAF sendiri sangat optimis melihat kondisi tahun 2023 walaupun tetap harus meningkatkan tingkat kewaspadaan. Untuk realisasi kredit CNAF mematok pertumbuhan 15 persen hingga 20 persen dibandingkan aktual tahun 2022,” tandasnya.
Sementara itu Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) melaporkan penjualan kendaraan roda empat sepanjang 2022 mencapai 1,01 juta unit, tumbuh 17,4 persen dibandingkan periode tahun sebelumnya. Capaian tersebut sekaligus melampaui target Gaikindo sebanyak 900.000 unit pada 2022 dan kian mendekati level prapandemi sebanyak 1,1 juta unit pada 2019.
Pada 2023, Gaikindo pun memperkirakan penjualan mobil dapat mencapai 950.000 unit. Proyeksi tersebut disebut Gaikindo sebagai estimasi yang optimistis tetapi rasional setelah mempertimbangkan faktor pencabutan insentif perpajakan untuk pembelian kendaraan roda empat tertentu dan risiko perlambatan ekonomi pada tahun ini.