Bisnis.com, JAKARTA - Sebanyak 10 bank perkreditan rakyat (BPR) dibawah kendali PT Modern Multiartha mengumumkan akan melakukan merger dalam waktu dekat.
Ke-10 BPR tersebut diantaranya PT BPR Modern Express, PT BPR Irian Sentosa, PT BPR Palu Lokadana Utama, PT BPR Modern Express Jateng, PT BPR Modern Express NTT, PT BPR Modern Express Sultra, PT BPR Modern Express Sulawesi Selatan, PT BPR Modern Express Papua Barat, PT BPR Modern Express Maluku Utara, dan PT BPR Modern Express Sulut.
Ke-10 BPR ini berada di 10 provinsi yang berbeda. Setelah merger, tidak ada kantor yang ditutup. Lokasi dan alamat kantor juga akan tetap sesuai, hanya status ke-9 BPR yang menggabungkan diri ke PT BPR Modern Express akan berstatus sebagai kantor cabang.
Ketika penggabungan itu, laporan keuangan per-BPR juga akan dikonsolidasikan menjadi satu laporan keuangan pada posisi 31 Desember 2022. Seluruh modal yang disetor di 10 BPR juga akan dikonsolidasikan menjadi modal disetor PT BPR Modern Express. Sementara, tahapan pelaksanaan permodalan dalam penggabungan 10 BPR ini akan dilakukan dengan peningkatan modal dasar menjadi Rp1 triliun.
Upaya suksesi merger tersebut rupanya membuat sosok di balik PT Modern Multiartha (MMA) turut mendapat sorotan hangat.
Mengutip dari laman resmi Modern Multiartha, Kamis (19/1/2023), konglomerasi ini dibangun oleh Bob Sugiarto, Sonny Waplau dan So Robinson Sanjaya. Ketiganya berstatus pendiri atau founder perseroan.
Baca Juga
Sonny Waplau merupakan komisaris utama dan Robinson Sanjaya merangkap sebagai komisaris perusahaan holding.
Nama Bob Sugiarto diketahui pernah muncul sebagai salah satu dari 20 pemegang saham terbesar di PT Golden Energy Mines Tbk. dengan jumlah kepemilikan saham sebesar 1.189.800 lembar saham atau sekitar 0,02 persen. Adapun, status kepemilikan saham Bob Sugiarto pada Golden Energy Mines tercatat sebagai individu lokal pada akhir 2021 lalu.
Sementara itu, founder lainnya yakni Sonny Waplau yang juga merangkap sebagai Komisaris Utama Modern Multiartha. Sosok ini diketahui pernah menjabat sebagai anggota komisi V DPR - RI pada periode 2009 - 2014 dari fraksi Partai Demokrat.
Pada masa jabatannya tersebut, Sonny kerap menangani masalah Perhubungan, Telekomunikasi, Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, Pembangunan Pedesaan dan kawasan tertinggal.
Untuk diketahui sebelumnya, Modern Multiartha telah berdiri sejak tahun 1997 yang bergerak dalam bidang usaha holding investment.
"Saat ini, fokus investasi MMA adalah financial services solution (pelayanan solusi finansial), khususnya di industri perbankan dan solusi teknologi perbankan," jelas manajemen MMA dalam situs resminya dikutip Kamis (19/1/2023).