Bisnis.com, BALI — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis pemberian pinjaman maupun kredit baik di sektor perbankan maupun non-perbankan akan tumbuh meski dibayangi inflasi. Keyakinan itu tercermin dari pemberian pinjaman di industri pembiayaan dan kredit perbankan mencatatkan pertumbuhan dua digit pada Januari 2023.
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono menuturkan bahwa pada Januari 2023, kredit perbankan mengalami pertumbuhan sebesar 10,53 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp6.310,88 triliun.
Setali tiga uang, nilai outstanding piutang pembiayaan di Januari 2023 juga tercatat sebesar Rp420,6 triliun atau tumbuh dua digit sebesar 14,57 persen yoy.
“Secara umum, OJK memantau pemberian pinjaman atau kredit baik itu sektor perbankan maupun non-perbankan itu tumbuh secara positif dan double digit,” kata Ogi usai acara International Seminar on Promoting Digital Finance Inclusion for Micro, Small and Medium Enterprises (MSME) Through the Use of Credit Scoring di Hilton Bali Resort, Nusa Dua, Bali, Kamis (16/3/2023).
Ogi menyampaikan bahwa pemberian pinjaman maupun kredit sudah mengalami pertumbuhan seperti sebelum pandemi Covid-19 menghantam Indonesia.
“Padahal ini kondisi pasca pandemi dan masih dalam proses recovery tetapi pertumbuhan kredit maupun pembiayaan sudah lebih baik, bahkan sudah kembali pada era sebelum pandemi,” sambungnya.
Baca Juga
OJK meyakini pertumbuhan ini akan terus berlanjut dan tumbuh dengan baik, sebab perekonomian Indonesia sudah berangsur membaik di tengah krisis global dan geopolitik yang belum usai.
“Kami dari OJK optimis bahwa [pemberian pinjaman di] 2023 dapat tumbuh dengan baik,” tutupnya.