Bisnis.com, JAKARTA — Perbankan telah menghimpun dana pihak ketiga (DPK) Rp7.775,7 triliun pada Februari 2023, tumbuh 9,1 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Berdasarkan laporan Analisis Uang Beredar Februari 2023 yang dirilis Bank Indonesia (BI) baru-baru ini, dana nasabah di bank ditopang oleh dana murah atau current account savings account (CASA). Pada Februari 2023, porsi dana murah yang terdiri dari giro dan tabungan terhadap DPK mencapai 62,60 persen atau mencapai Rp4.687,7 triliun.
"Tabungan tumbuh sebesar 5,1 persen yoy. Sementara itu, giro tercatat tumbuh sebesar 19,1 persen yoy," tulis laporan BI pada beberapa waktu lalu.
Meski dana murah naik positif, namun pertumbuhannya pada Februari 2023 itu melambat jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Tabungan tumbuh 5,6 persen yoy pada Januari 2023, sementara giro tumbuh 19,6 persen yoy pada Januari 2023.
Sementara, simpanan berjangka pada Februari 2023 tumbuh lebih tinggi yakni 5,5 persen yoy dibandingkan bulan sebelumnya tumbuh 3,3 persen yoy. Total simpanan berjangka pada Februari 2023 mencapai Rp2.908,1 triliun. "Ini sejalan dengan perkembangan suku bunga simpanan berjangka," demikian dalam laporan BI.
Di sisi lain, sejumlah bank tahun ini sedang berupaya mendongkrak porsi dana murah mereka seiring dengan tren kenaikan suku bunga acuan dari BI.
Baca Juga
Corporate Secretary PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) Aestika Oryza Gunarto mengatakan salah satu strategi BRI pada tahun ini yakni dengan terus memperbesar porsi dana murah agar bisa memperoleh biaya dana yang murah.
"Harapannya dengan makin murahnya biaya dana maka BRI dapat memberikan suku bunga pinjaman yang kompetitif kepada masyarakat," katanya.
Direktur Kepatuhan PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR) Efdinal Alamsyah juga mengatakan dalam menjaga likuiditas tahun ini, Bank Oke akan lebih fokus kepada pertumbuhan dana murah. "Kami akan memperkenalkan beberapa produk yang diharapkan akan menarik bagi nasabah retail, setelah itu tentu saja deposito tetap harus tumbuh dan diharapkan tidak menjadi sumber likuditas utama dari bank," ungkap Efdinal.
Direktur Utama PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) Tjandra Gunawan mengatakan perseoran akan memaksimalkan pertumbuhan DPK terutama dana murah yang lebih stabil tahun ini di tengah tren suku bunga acuan BI yang tinggi. "Hal ini bertujuan untuk menurunkan cost of fund," ujarnya.
Strategi dalam mendongkrak dana murah di Bank Neo Commerce adalah dengan meluncurkan layanan cash management, payroll, serta produk-produk strategis lainnya.
Sebelumnya, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan bahwa dalam menjaga kinerja bisnisnya di tengah tren suku bunga acuan BI yang tinggi, bank memang mesti mampu mempertebal dana murah.
"Perbanyak dana murah agar tidak keluar biaya dana yang besar. Strategi untuk memperbanyak dana murah bisa macam-macam, seperti dengan berbagai penawaran promo menarik atau program bundling," katanya.