Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bos BTN (BBTN) Sampaikan Dampaknya

BTN telah telah menghentikan layanan restrukturisasi ulang pada November 2022 lalu. 
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu (ketiga kanan) mendapatkan ucapan selamat dari Komisaris Utama Chandra Hamzah (kedua kiri) disaksikan Wakil Komisaris Utama Iqbal Latanro (kanan), Direktur Consumer Hirwandi Gafar (kedua kanan), Komisaris Independen Sentot A. Sentausa (kiri), dan Direktur IT & Digital Andi Nirwoto seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Kamis (16/3). JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu (ketiga kanan) mendapatkan ucapan selamat dari Komisaris Utama Chandra Hamzah (kedua kiri) disaksikan Wakil Komisaris Utama Iqbal Latanro (kanan), Direktur Consumer Hirwandi Gafar (kedua kanan), Komisaris Independen Sentot A. Sentausa (kiri), dan Direktur IT & Digital Andi Nirwoto seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Kamis (16/3). JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) melaporkan rasio kredit bermasalah terindikasi meningkat seiring dengan berakhirnya program restrukturisasi kredit pada Maret 2023 lalu.

Direktur Utama BBTN Nixon L.P. Napitupulu menuturkan bahwa pihaknya telah menghentikan layanan restrukturisasi ulang pada November 2022 lalu. 

"Memang harus ada segmen tertentu yang jatuh, mungkin karena kebiasaan hampir 3 tahun gak bayar jadi kemampuan kita meng-collect itu juga lebih mengeras. Volumenya cukup naik di Januari dan Februari, kemudian NPL (rasio kredit bermasalah) membesar," jelasnya di Jakarta, Senin (17/4/2023).

Nixon menambahkan, terhitung sejak menghentikan layanan restrukturisasi kredit pada November 2022 hingga April 2023 tersebut, rasio NPL meningkat tak sampai 25 basis poin (bps). Hanya saja, dampak tersebut diperkirakan masih terus merangkak naik mengingat tren puncaknya diprediksi akan jatuh pada April hingga Juni 2023 mendatang.

"Tapi at least selama lima bulan ini sudah kita lalui dengan dampak tidak lebih dari 25 bps. Dan nanti di awal-awal semester 2 jatuh temponya juga sudah menurun," tambahnya.

Adapun, kredit yang berakhir macet umumnya didorong oleh kondisi nasabah sudah tidak lagi menghuni rumah yang dicicilnya tersebut. Sementara mayoritas sisanya kembali lancar.

Sebelumnya, hingga Desember 2022 lalu BBTN mencatat debitur yang jeluar dari restrukturisasi KPR Covid-19 per satu bulan mencapai Rp1,7 triliun.

Di samping itu, Nixon menambahkan, pihaknya juga akan menjaga portofolio pertumbuhan pembiayaan mortgage untuk tetap tumbuh double digit pada tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper