Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengintip Kinerja Bank Besutan Investor Korea (BBKP, AGRS, Hingga SDRA) Pada Kuartal I/2023

Sejumlah bank yang berada di bawah korporasi Korea Selatan terpantau mencatatkan kinerja keuangan yang mayoritas positif sepanjang kuartal I/2023.
Nasabah bertransaksi di mesin anjungan tunai mandiri milik PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) di Jakarta, Selasa (28/6/2022). Bisnis/Abdurachman
Nasabah bertransaksi di mesin anjungan tunai mandiri milik PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) di Jakarta, Selasa (28/6/2022). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah bank yang berada di bawah korporasi Korea Selatan terpantau mencatatkan kinerja keuangan yang mayoritas positif sepanjang kuartal I/2023.

Sebagaimana diketahui, korporasi Korea Selatan belakangan rajin melakukan ekspansi bisnis dengan mengakuisisi kepemilikan saham pada sejumlah bank di Indonesia. 

Hingga saat ini setidaknya terdapat enam bank yang dikendalikan oleh konglomerasi keuangan asal Negeri Ginseng tersebut. Di antaranya yakni PT KB Bukopin Tbk. (BBKP), PT Bank IBK Indonesia Tbk. (AGRS), PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk. (SDRA), PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR), PT Bank KEB Hana Indonesia, dan PT Bank Shinhan Indonesia. 

Bukan tanpa alasan ekspansi perusahaan keuangan dari Korea Selatan. Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah menilai industri perbankan indonesia dipandang menarik oleh investor asing karena mampu menawarkan tingkat keuntungan yang tinggi diperoleh dari NIM besar.

Adapun, berdasarkan laporan asesmen Bank Indonesia, tingginya NIM perbankan RI dikarenakan spread suku bunga yang relatif lebih lebar. Hal ini dipengaruhi oleh tingginya biaya kredit perbankan, tercermin antara lain dari rasio biaya overhead dan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) terhadap kredit perbankan Indonesia yang relatif lebih tinggi. 

Lalu bagaimana kinerja bank dengan investor dari Korea Selatan di Indonesia?

Di antara enam bank yang ada, hingga kuartal I/2023 hanya BBKP yang terpantau masih mencatatkan rugi bersih sebesar Rp281,36 miliar secara bank only. Namun demikian, secara fundamental bank mulai menunjukkan tren perbaikan.

Kemudian, Bank Woori Saudara Indonesia 1906 juga mencatatkan pelemahan kinerja pada kuartal I/2023. Meski tak mencatat rugi, bank yang diakuisisi oleh korporasi Korea Selatan pada 2014 ini membukukan penurunan laba 11 persen secara yoy ke level Rp199,23 miliar.

Sementara itu, Bank Oke, Bank IBK Indonesia, hingga Bank Shinhan Indonesia kompak mencatatkan pertumbuhan laba di sepanjang tiga bulan pertama 2023.

Secara lebih rinci, berikut rangkuman laporan kinerja bank yang berada di bawah kendali korporasi Korea Selatan sepanjang kuartal I/2023.

1. Bank KB Bukopin (BBKP)

Bank yang saat ini dikendalikan oleh KB Kookmin Bank Ltd. ini mencatatkan rugi bersih secara konsolidasi sebesar Rp213,31 miliar. Sedangkan, rugi bersih secara bank only sebesar Rp281,36 miliar sepanjang kuartal I/2023. Meski demikian, angka tersebut mengalami perbaikan susut 83,79 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) seiring dengan perbaikan kualitas aset.

Salah satu yang menjadi pendorong utama menyusutnya rugi bersih BBKP yakni bank mencatatkan adanya penurunan nilai aset keuangan (impairment) hampir dua kali lipat atau 94,63 persen menjadi hanya Rp85,48 miliar pada kuartal I/2023 dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,59 triliun.

Kemudian, kualitas aset bank juga terus mengalami perbaikan. Hal tersebut tercermin dari rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross 478 basis poin (bps) menjadi 6,98 persen pada kuartal I/2023. Lalu, NPL net bank terjaga di level 4,95 persen.

Alhasil, rasio profitabilitas perseroan pun membaik. Imbal aset (return on asset/ROA) membaik dari minus 8,74 persen menjadi minus 1,39 persen. Imbal ekuitas (return on equity/ROE) juga membaik dari minus 64,82 persen menjadi 24,92 persen.

BBKP juga mencatatkan perbaikan rasio efisiensi. Tercatat, rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) menyusut dari 259,57 persen menjadi 122,85 persen. Semakin menyusutnya BOPO menunjukkan semakin efisiennya perbankan dalam menjalankan usahanya.

Sementara itu, perbaikan pada profitabilitas perseroan terjadi di tengah upaya perbaikan kualitas aset. Bank mencatatkan penyusutan rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross 478 basis poin (bps) menjadi 6,98 persen pada kuartal I/2023. Lalu, NPL net bank terjaga di level 4,95 persen.

Dari sisi top line,Bank KB Bukopin sebenarnya berhasil mencatatkan pendapatan bunga Rp1,25 triliun, naik 23,76 persen yoy. Namun, beban bunga juga membengkak 50,31 persen yoy menjadi Rp1,04 triliun. Alhasil, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) emiten bank berkode BBKP itu turun 33,73 persen yoy menjadi Rp213,76 miliar.

2. Bank Oke (DNAR)

Hingga Maret 2023, Bank Oke terpantau membukukan laba bersih melesat 72 persen secara tahunan ke level Rp5,01 miliar dari posisi pada periode yang sama di tahun sebelumnya Rp2,91 miliar.

Mengutip laporan publikasi yang dibagikan perseroan, pertumbuhan laba tersebut terjadi seiring dengan penghijauan pada sisi top line. DNAR mencatatkan pendapatan bunga bersih (net ineterest income/NII) tumbuh 40 persen yoy menjadi Rp143,43 miliar dari Rp102,19 miliar.

Dari sisi intermediasi, Bank Oke tercatat telah menyalurkan kredit mencapai Rp7,95 triliun tumbuh 47 persen secara yoy. Pertumbuhan tersebut juga diikuti oleh perbaikan kualitas aset, yakni rasio NPL gross susut 84 bps menjadi Rp3,29 persen dan NPL net berhasil ditekan 27 bps ke level 2,59 persen.

Seiring dengan hal itu, rasio imbal balik ekuitas (return on equity/ROE) bank tumbuh 18 bps menjadi 0,58 persen. Sedangkan imbal balik aset (return on asset/ROA) tumbuh tipis 3 bps ke level 0,19 persen.

3. Bank IBK Indonesia (AGRS)

Sepanjang tiga bulan pertama 2023 Bank IBK Indonesia diketahui membukukan laba bersih sebesar Rp55,76 miliar atau tumbuh 57 persen secara tahunan dari Rp35,42 miliar.

Tren positif pada sisi bottom line tersebut seiring dengan laju pendapatan bank yang terus tumbuh. Hingga kuartal I/2023, AGRS membukukan pendapatan bunga bersih menebal 32 persen yoy dari Rp95,7 miliar menjadi Rp126,34 miliar.

Lebih anjut, pertumbuhan laba AGRS juga ditopang oleh pendapatan berbasis komisi (fee based income) meroket 49 persen yoy menjadi Rp61,18 miliar pada kuartal I/2023 dari Rp41,17 miliar pada kuartal I/2022.

Di samping itu, bank juga berhasil memacu peningkatan pendapatan lainnya hampir mencapai dua kali lipat menjadi Rp40,43 miliar dari Rp24,02 miliar.

Dari sisi intermediasi AGRS telah menyalurkan kredit mencapai Rp7,97 triliun. Seiring dengan peningkatan bisnis tersebut, bank membukukan margin bunga (net interest margin/NIM) meningkat 8 bps menjadi 2,75 persen.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Alifian Asmaaysi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper